WhatsApp Image 2019-12-02 at 8.35.47 PM.jpeg

Mereka yang Sudah Terbantu di kumparanDerma

2 Desember 2019 22:56 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
kumparanDerma. Dok: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
kumparanDerma. Dok: kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai sebuah platform kolaboratif, kumparan hadir lebih dari sekadar wadah membaca, membuat, dan berbagi beragam berita dan informasi. Kami juga ingin mengajak khalayak untuk berbuat kebaikan.
ADVERTISEMENT
Sadar bahwa media punya kekuatan untuk menjadi penggerak, kumparan melakukan inisiatif penggalangan dana bagi yang membutuhkan. Wacana tersebut berbuah sebuah campaign bertajuk kumparanDerma.
Bekerja sama dengan KitaBisa, kini kami berhasil "menarik" sistem KitaBisa ke dalam kumparan, sehingga proses donasi dapat dilakukan lebih sederhana, cukup di dalam kumparan.
Terhitung sejak Maret 2017, kami telah menyalurkan beribu kebaikan para donatur dalam berbagai bidang, mulai dari bidang pendidikan, kesehatan, hingga bencana alam. Semua terikat dalam satu benang merah: Asas kemanusiaan.
Berikut kumparan rangkum ragam cerita kemanusiaan yang terkumpul dan berhasil dibantu melalui kumparanDerma.
Mimpi Khaeruddin (93) untuk berangkat umrah akhirnya terwujud. Khaerudin yang bekerja menjajakan roti keliling ini mendapatkan dana bantuan sebesar Rp 51.787.708,- dari 80 donatur dalam kurun waktu satu bulan.
ADVERTISEMENT
"Mau memperbanyak salawat, minta ampunan, umur yang panjang dan kemudahan selama ibadah sama Allah. Terima kasih kepada semua donatur yang sudah membantu mewujudkan mimpi saya, alhamdulillah," ucap Khaerudin penuh haru.
Niat teman-teman Yusuf memberikan kejutan ulang tahun ke-19 ternyata berbuah nestapa. Telur busuk yang mendarat di mata sebelah kirinya membuat pandangan Yusuf tak berfungsi baik sehingga harus dilakukan operasi cangkok mata.
kumparan bekerja sama dengan KitaBisa kemudian menargetkan donasi sebesar Rp 50 juta. Campaign ini langsung terpenuhi hanya dalam waktu sekitar 4 hari dengan total donasi yang terkumpul sebesar Rp 76.395.014,- dari 496 donatur.
ADVERTISEMENT
Kang Jack boleh saja tidak berpendidikan tinggi. Namun, kepeduliannya pada pendidikan begitu tinggi. Terbukti, meski hanya berprofesi sebagai juru parkir, keinginannya begitu mulia, yaitu membangun sekolah gratis bagi anak-anak yang kurang mampu.
Sekolah gratis yang dinamai RA Nafilatul Husna ini akhirnya berhasil dibangun menggunakan uang para donatur yang dikumpulkan oleh kumparan melalui KitaBisa serta tabungan Kang Jack pribadi. Total donasi berjumlah Rp 168.638.052,- dari 815 donatur.
Mishalova (2) sudah mengidap penyakit atresia bilier atau kelainan hati sejak usianya baru 2 bulan. Dia perlu melakukan operasi transplantasi hati.
Mishalova juga harus mengonsumsi susu khusus, yakni Peptamen Junior, yang harganya tidak murah karena gusinya yang tipis. Keluarganya kerap bolak-balik Pekalongan-Jakarta untuk kontrol rutin di RSCM.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, kumparan berinisiatif menggalang dana dengan KitaBisa. Dari 1.402 donatur, terkumpul dana sejumlah Rp 245.128.196,-. Donasi tersebut digunakan untuk kebutuhan pembelian susu dan proses screening pra-transplantasi hati.
Nenek Solimah adalah duafa penderita kanker payudara stadium 4B. Sel kanker telah menyebar ke mana-mana dan menggerogoti nutrisinya.
Tim kumparan dan Lembaga Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa Jawa Barat sempat mengantar bantuan untuknya. Dari donasi yang dibuka sejak April 2017 melalui KitaBisa, kumparan berhasil mengumpulkan Rp 76.191.356,- dari 516 donatur.
Namun takdir berkata lain, Solimah menemui ajalnya pada Rabu (8/11) siang.
Uang yang sudah terkumpul akhirnya dialihkan kepada penderita kanker lain.
ADVERTISEMENT
Perjuangan membangun kembali Lombok usai gempa bumi telah dimulai. Berkolaborasi dengan pembaca setianya, kumparan ikut membantu proses pemulihan melalui pengumpulan donasi.
Donasi yang dikumpulkan kumparan melalui platform kitabisa mencapai Rp 149 juta. Bantuan ini kemudian disalurkan melalui Aksi Cepat Tanggap (ACT) untuk mendukung program penyediaan kebutuhan pokok pengungsi.
Gempa 7 magnitudo yang mengguncang Lombok pada Juli 2018 telah memakan banyak korban dan meluluhlantakkan bangunan, tak terkecuali masjid. Lombok, kota yang dijuluki ‘seribu masjid’ itu, harus bangkit kembali.
kumparan bersama dengan Rumah Zakat membuka donasi melalui platform Kitabisa untuk pembangunan masjid tahan gempa di Lombok. Uang sebanyak Rp 101.501.074,- terkumpul dari 594 donatur dan telah disalurkan.
ADVERTISEMENT
kumparan bekerja sama dengan yayasan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) menyalurkan bantuan berupa sembako dan pengobatan gratis.
Bantuan itu disalurkan pada Oktober 2018 yang difokuskan pada salah satu desa terdampak parah bencana tersebut, yakni Desa Masaingi, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
Selain pengobatan gratis, tim membagikan 50 paket layanan kesehatan gratis dan 140 paket sembako.
Perekonomian warga kawasan Kalanganyar, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, melemah karena perahu milik beberapa warga yang digunakan untuk melaut hancur.
kumparan bersama lembaga Rumah Zakat menyalurkan donasi ke SDN Kalanganyar 2, Cicadas, Pandeglang. Donasi yang diberikan berupa 60 paket perlengkapan sekolah berisi sepasang seragam pramuka, satu pak buku tulis, pensil, pulpen, dan botol minum.
ADVERTISEMENT
Sumber donasi berasal dari 144 donatur yang menyalurkannya melalui platform Kitabisa. Jumlah donasi yang terkumpul sebesar Rp 32.584.713,- yang seluruhnya disalurkan untuk korban gempa dan tsunami Banten.
Aisa (14) sempat berniat putus sekolah lantaran musibah yang menimpa sang ayah.
Ayah Aisa, Rasilu, harus dipenjara 1 tahun 6 bulan karena dianggap lalai dan menyebabkan penumpang becaknya meninggal dunia. Sang istri kemudian menggantikan posisi sang ayah sebagai tulang punggung keluarga dan harus membiayai hidup dan pendidikan Aisa beserta keempat adiknya.
Demi mendukung cita-cita Aisa, kumparan bersama KitaBisa menggalang dana hingga jumlahnya mencapai Rp 771.011.681,- per tanggal 19 Maret 2019. Ketika campaign ditutup pada 20 Maret 2019, donasi bertambah menjadi Rp 771.920.990,-.
ADVERTISEMENT
Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk biaya pendidikan Aisa beserta adik-adiknya, renovasi rumah, dan juga modal usaha untuk Wa Oni.
Cindy (7) tidak dapat merasakan kasih sayang langsung dari orang tuanya lantaran ditinggal pergi sang ayah, Usman (39). Ibunya, Rismiyati (37), mengalami gangguan jiwa yang mengharuskan direhabilitasi.
Tak hanya itu, gadis yang akrab disapa Cindy ini juga tinggal dengan kondisi yang cukup memprihatinkan bersama kakeknya, Cokro Utomo Parimin (72) dan neneknya, Tukiyem (70).
Melihat kehidupan keluarga yang kurang layak ini, kumparan bekerja sama dengan Tugu Jogja [partner 1001 Media] dan berinisiatif menggalang dana untuk membantu keluarga Pak Cokro Parimin dan Cindy.
ADVERTISEMENT
Donasi kemudian berhasil terkumpul sebesar Rp 480.897.279,-. Donasi tersebut akan digunakan untuk untuk biaya pendidikan Cindy serta merenovasi gubuk yang menjadi tempat tinggal Cindy bersama kakek-neneknya.
Gabriel Baransano (9) divonis menderita penyakit kronis malaria tropika. Akibat dari penyakit yang dideritanya, ibu kandungnya terpaksa harus menjadi seorang pelaut (nelayan) lantaran tidak ada biaya untuk mengobati anaknya.
Menurut dokter, sakit kepala yang dialami Gabriel akan berpengaruh kepada saraf dan mengakibatkan cara bicara Gabriel tidak normal. Gabriel terpaksa putus sekolah. Beberapa anggota tubuhnya pun mengalami pembengkakan.
Melihat derita yang dialami Gabriel, kumparan bekerja sama dengan Balleo News [partner 1001 Media] menggalang dana hingga terkumpul sebesar Rp 117.403.888,- dari 1211 jumlah donatur.
ADVERTISEMENT
Kakek Arsyad (70) asal Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, harus rela kehilangan rumahnya yang hangus terbakar. Tidak ada satu pun barang berharga tersisa.
Melalui kumparan dan KitaBisa, terkumpul dana sebesar Rp 206.683.876,- dari 3.851 donatur untuk membantu meringankan beban Kakek Arsyad membangun kembali rumahnya. Namun, setelah menerima donasi, Kakek Arsyad juga menggunakan sisa uangnya untuk membangun sebuah musala sebagai bentuk terima kasih pada warga sekitar yang sudah membantunya.
Selain itu, ia berkesempatan menyembelih 4 ekor sapi saat Iduladha.
“Kurbankanlah. Biasakan, kasihan orang kampung kampung. Amal ‘kan. Kasihan orang-orang yang miskin enggak mampu. Supaya rezeki banyak datang,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sidik Casmudianto (50), seorang driver ojek online (ojol) kehilangan motornya saat sedang memenuhi pesanan pelanggannya. Sebagai driver ojol, kehilangan motor adalah kehilangan pekerjaan dan satu-satunya sumber penghasilan keluarga, padahal Sidik punya tanggungan 4 anak yang masih sekolah.
Penggalangan dana yang diinisiasi kumparan membuahkan total donasi sebesar Rp 92.226.309,- dalam kurun waktu 3 hari.
Uang yang terkumpul dari 2.170 donatur itu jauh melampaui target awal, yakni Rp 20 juta. Selain itu, ada donasi dari pihak lain yang juga digalang melalui KitaBisa mencapai Rp 150 juta.
Selain dibelikan motor matic bebek, uang hasil donasi tersebut akan ia gunakan untuk membeli rumah petak dan biaya pendidikan anak-anaknya.
ADVERTISEMENT
Disanto Runaki hanya mampu terbaring lemah di tempat tidur. Bayi 1 tahun 8 bulan asal Kabupaten Wondama, Papua Barat, ini tumbuh tak seperti anak-anak lainnya. Dia menderita hidrosefalus sejak 2018.
Keluarga tidak bisa mengobati karena tidak memiliki biaya yang mencukupi.
Untuk membantu agar Disanto mendapat pengobatan yang memadai, kumparan berinisiatif menggalang bantuan bekerja sama dengan Balleo News, partner 1001 Media. Donasi pun berhasil terkumpul sebesar Rp 190.325.454,- dari 3614 donatur.
Lena bersama suami dan empat anaknya hidup serba kekurangan. Gubuk tempat mereka tinggal juga terbilang jauh dari kata layak. Imbas dari buruknya tempat tinggal mereka pun menyerang kesehatan mereka sekeluarga. Namun, karena tidak adanya biaya, mereka tak bisa berobat.
ADVERTISEMENT
Untuk membantu keberlangsungan hidup Lena dan keluarganya, kumparan berinisiatif menggalang dana bersama dengan Hi!Pontianak, partner 1001 Media. Dana pun berhasil terkumpul sebesar Rp 73.687.728,- yang berasal dari 3.293 donatur.
Nur Aisyah (8) sempat mengalami kondisi mata juling dan kejang-kejang. Semakin hari, kondisi Nur Aisyah semakin lemah. Yang dikhawatirkan pun menjadi nyata: Nur Aisyah divonis mengidap tumor otak.
Sebagai ibu rumah tangga, Irawati tak memiliki penghasilan. Suaminya bekerja sebagai buruh pandai besi yang diupah Rp 30 ribu per hari.
Untuk membantu mengurangi beban keluarga Irawati, kumparan berinisiatif menggalang dana demi kesembuhan Nur Aisyah.
Akan tetapi, operasi pengangkatan tumor otak tak bisa serta merta dilakukan lantaran kondisi Nur Aisyah yang sudah terlalu lemah.
ADVERTISEMENT
88 hari setelah donasi untuk Nur Aisyah dibuka pada 5 September 2019, terkumpul Rp 69.314.898,-. Namun, di hari ke-88 itu juga Nur Aisyah meninggal dunia.
Mama Maria adalah seorang single mom yang berjuang menghidupi kelima anaknya. Namun, akibat sakit tumor lidah yang dideritanya ia harus berhenti berkerja. Karena lidahnya yang sudah membengkak dan rusak, ia tidak mampu mengunyah makanan yang keras. Sehari-hari, dia hanya mengonsumsi bubur bayi yang dicampur susu sebagai pengganti nasi.
Mama Maria Ursula direncanakan akan menjalani operasi jika hasil pemeriksaan sampel jaringan lunak di laboratorium di Surabaya sudah diperoleh pihak keluarga. Namun, nasib berkata lain, pada Senin, (23/12/2019) malam, Mama Maria meninggal dunia di kediamannya di di Kampung Baosak, Dusun Kloangaur, Desa Heopuat, Kecamatan Hewokloang, Kabupaten Sikka.
ADVERTISEMENT
kumparan bekerja sama dengan florespedia serta Kitabisa, menggalang dana hingga terkumpul sebesar Rp Rp 3.866.000 dari 31 donatur. Dari donasi yang berhasil dihimpun, sudah dicairkan untuk keperluan biaya pemakaman dan santunan untuk keluarga yang ditinggalkan.
Kasmadi adalah seorang pekerja serabutan di Surabaya yang menderita kanker leher stadium 4. Pada Kamis (26/12/2019), dokter dari Poli Bedah Onkologi RS Soetomo memvonis memiliki persentase hidup yang hanya 20 persen, karena benjolan kanker di lehernya sudah pecah dan racunnya telah menyebar ke otak dan paru.
Sebelum kanker leher memperparah keadaannya, Kasmadi hidup berpindah-pindah berdua dengan cucunya, Taufik (17). Dialah yang turut merawat kakeknya. Mereka hidup secara berpindah-pindah, menumpang dari masjid satu ke masjid lain.
ADVERTISEMENT
Seminggu kemudian pada Kamis (2/1), Kasmadi menemui ajalnya pukul 13.00 WIB di ruang rawat inap dahlia RSUD Soetomo. Padahal, satu hari sebelumnya pada Rabu (1/1) mendiang baru saja usai menjalani kemoterapi.
kumparan bekerja sama dengan Kitabisa menggalang dana hingga terkumpul sebesar Rp 21.644.113 dari 428 donatur. Sisa donasi yang berhasil dihimpun, sudah dicairkan sebagian untuk uang duka, biaya penguburan, pengajian dan santunan untuk cucu Pak Kasmadi, Taufik.
Saiful (60) sudah mengidap tumor jinak rahang (ameloblastoma) selama 18 tahun. Penyakit itu bermula dari gigi gerahamnya yang copot pada tahun 2001.
Setelah itu setiap hari gusinya mulai mengeluarkan darah. Saiful mengira itu hanya infeksi biasa. Namun, lama kelamaan gusinya mulai membengkak dan ia merasakan sakit di bagian rahang sebelah kiri.
ADVERTISEMENT
kumparan pun berinisiatif untuk menggalang donasi dibantu oleh banthayoid (partner 1001 kumparan) dan berhasil mengumpulkan Rp 20.490.013.
Donasi tersebut diserahkan langsung oleh banthayoid, Jumat (10/1), bersama perwakilan KN-Gorontalo. Hadir juga Kepala Desa Ilotidea, Abdul Razak, bersama Camat Tilango, Evy S.K.Neu.
Bantuan dana tersebut diperoleh dari 373 donatur yang dengan suka rela memberikan sumbangan lewat kitabisa.com, untuk meringankan beban biaya Saiful selama menjalani masa pengobatan.
Di tengah kondisi perekonomian yang sangat pas-pasan, Boy Kawulusan dan Saadia Sulaeman Aziz harus berjuang menghidupi kedua anaknya. Terlebih Putra, anak kedua mereka mengidap hidrosefalus dan harus segera mendapat perawatan.
Semenjak berhenti sebagai guru honorer pada sebuah sekolah negeri, Saadia mengaku tak pernah lelah dan tetap semangat untuk menjalani hidup bersama sang suami bernama Boy Kawulusan yang bekerja serabutan, mulai dari pemetik cengkeh hingga pekerja bangunan.
ADVERTISEMENT
kumparan bekerja sama dengan Kitabisa.com kemudian menggalang dana dan berhasil mengumpulkan donasi senilai Rp 91.078.566.000.
Donasi tersebut telah diserahkan Jumat malam melalui PaluPoso, partner 1001 kumparan, pada Jumat (10/1) di RSUD Undata Palu.
Pascaoperasi yang dilakukan pada 31 Desember 2019 lalu, bayi berusia 5 bulan ini sudah menunjukkan perubahan yang baik.
“Ukuran kepalanya sudah turun dan Putra sudah tidak rewel seperti dulu,” kata sang ibu, Saadia.
Rifky (13) adalah pengidap kelainan kulit langka Xeroderma pigmentosum. Kelainan kulit ini membuat Rifky tak bisa sedikit pun terpapar sinar matahari.
Jika terkena sinar matahari, sel-sel kulit Rifky menjadi rusak dan muncul bercak hitam asimetris pada bagian kulit yang terbuka seperti wajah, leher, lengan, dan tungkai. Dalam sehari, Rifky juga bisa mengalami 2-3 kali pendarahan.
ADVERTISEMENT
Meski penyakit yang dideritanya membuat aktivitas Rifky terbatas, ia tetap bersemangat sekolah di di Home-Santren Kebaikan Surabaya.
Di rumah, Rifky tinggal bersama ayah, nenek, kakek, dan kakaknya. Sedangkan ibu Rifky sudah berpisah dengan ayahnya sejak Rifky berusia 5 tahun.
Ayah Rifky sehari-hari berjualan jajanan cireng keliling, sedangkan neneknya berjualan jajanan anak di depan rumah tetangga, dan kakeknya hanyalah petugas Siskamling kampung dengan penghasilan Rp 300 ribu per bulan.
Demi membantu meringankan beban pengobatan Rifky, kumparan bekerja sama dengan Basra (partner 1001 media kumparan) menggalang dana melalui Kitabisa.
Total donasi yang berhasil terkumpul untuk Rifky berjumlah Rp 40.322.337 dari 793 orang baik yang telah berdonasi melalui campaign kumparanDerma di kitabisa.com.
ADVERTISEMENT
Donasi telah diserahkan Basra pada Selasa (21/1) sebanyak Rp 3 juta yang berbentuk sembako dan uang tunai. Kemudian, pencairan donasi akan dilakukan bertahap sesuai dengan kebutuhan Rifky dan keluarga.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten