news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Meski Pandemi Corona, Ekspor Sawit di Semester 1 2020 Membaik

18 September 2020 10:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kelapa Sawit Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kelapa Sawit Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona berdampak luas bagi seluruh sektor, termasuk ekonomi. Namun Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Joko Supriyono, mengatakan, dalam situasi pandemi virus corona, industri sawit masih beroperasi dengan baik.
ADVERTISEMENT
“Kami memang belum bisa memprediksi nilai ekspor hingga akhir tahun. Tapi, kami berharap ada peningkatan, dan paling tidak seperti tahun sebelumnya,” kata Joko Supriyono, dalam konferensi pers secara virtual, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Joko mengatakan, produksi crude palm oil (CPO) pada Juni 2020 meningkat sebanyak 4.096 ribu ton, atau naik 13,5 persen dibanding Mei. Sedangkan konsumsi dalam negeri pada Juni 2020 turun 3,5 persen menjadi 1.331 ribu ton dibanding bulan sebelumnya. Sementara itu, ekspor naik signifikan sebesar 13,9 persen menjadi 2.767 ribu ton.
“Naiknya produksi pada bulan Juni dibanding Mei 2020 diduga selain karena carry over produksi bulan Mei yang terkendala karena lebaran, sebagian provinsi telah masuk ke periode tren produksi naik,” kata Joko.
Ilustrasi Kelapa Sawit Foto: Syifa Yulinnas/Antara
Sedangkan rendahnya konsumsi dalam negeri pada Juni dibandingkan dengan Mei, lanjut Joko, diduga disebabkan kebijakan PSBB. Sehingga, konsumsi untuk pangan turun 3,9 persen menjadi 638 ribu ton. Namun, persentase penurunan konsumsi pangan lebih rendah dari rata-rata penurunan tiga bulan sebelumnya sebesar 5,4 persen.
ADVERTISEMENT
“ Konsumsi biodiesel pada Juni turun sebesar 5,4 persen dibanding bulan Mei menjadi 551 ribu ton. Tapi, konsumsi biodiesel semester I tahun 2020 meningkat 25 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan, adanya implementasi program B30,” kata Joko.

Oleokimia dan CPO

Menurut Joko, dalam kondisi seperti ini, konsumsi oleokimia dalam negeri pada Juni 2020 mengalami kenaikan sebesar 6,8 persen, dibandingkan Mei. Gapki juga mencatat, terjadi kenaikan ekspor cukup tinggi pada Juni, setelah turun pada bulan sebelumnya. Kenaikan terjadi pada CPO (31 persen), refined palm oil (10,2 persen), minyak laurik (6 persen) dan juga adanya ekspor biodiesel.
Kenaikan terbesar untuk ekspor dengan tujuan India (52 persen) menjadi 583 ribu ton, Afrika (43,3 persen) menjadi 271 ribu ton, China (33 persen) menjadi 440 ribu ton, dan Pakistan (32 persen) menjadi 203 ribu ton. Kenaikan ekspor CPO ke India mencapai 206 ribu ton dari total kenaikan sebesar 200 ribu ton. Namun terjadi penurunan pada ekspor produk lain terutama refined palm oil.
ADVERTISEMENT
“ Naiknya ekspor sawit salah satunya didorong oleh kenaikan harga CPO, dari rata-rata 526 dolar AS pada bulan Mei menjadi 602 dolar AS per ton-Cif Rotterdam pada Juni. Nilai ekspor juga naik dari 1,474 miliar dolar AS menjadi 1,624 miliar dolar AS,” ujar Joko.
Aktivitas Petani Plasma Kelapa Sawit Asian Agri di Provinsi Riau, Jumat (22/3). Foto: Abdul Latif/kumparan
Joko juga mengatakan, sejumlah negara tujuan ekspor sejak Februari sudah lockdown. Sehingga, pasar utama sawit seperti Eropa, China, dan sejumlah negara lainnya mengalami pelemahan. Hanya beberapa negara, seperti India (plus 23 persen), Amerika ( plus 7 persen) dan Pakistan (plus 1 persen).
Lantaran sejumlah negara tujuan ekspor mengalami lockdown, volume ekspor sepanjang semester I pun terkontraksi 15,5 juta ton, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 17,5 juta ton.
ADVERTISEMENT
Menurut Joko, dengan pulihnya kegiatan ekonomi China, India dan sejumlah negara lain, permintaan minyak nabati untuk kebutuhan domestiknya mulai naik. Kegiatan ekonomi Indonesia juga sudah mulai pulih, sehingga ke depan permintaan minyak sawit untuk pangan diperkirakan juga akan naik mengikuti permintaan oleokimia dan biodiesel.
“Kenaikan permintaan dan membaiknya harga minyak bumi diperkirakan akan menyebabkan harga minyak nabati naik,” pungkasnya.
----------------------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona