Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
MH Thamrin, Tokoh Betawi di Uang Rp 2.000 yang Pro Rakyat Pribumi
5 Agustus 2021 7:00 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Nama Mohammad Hoesni Thamrin atau MH Thamrin yang wajahnya terpampang di pecahan Rp 2.000 banyak mejeng di tempat-tempat penting. Mulai dari jalan utama di pusat Ibu Kota Indonesia hingga gedung museum bersejarah di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Siapakah MH Thamrin sehingga begitu dikenal dan diabadikan namanya?
MH Thamrin adalah pahlawan nasional Indonesia yang ditetapkan melalui Keppres No. 175 Tahun 1960. Ia lahir di Sawah Besar, Batavia, pada 16 Februari 1894 dari pasangan Tabri Thamrin dan Nurkhamah.
Ayah MH Thamrin adalah seorang wedana atau pejabat pembantu bupati di pemerintahan kolonial Belanda. Karenanya, MH Thamrin atau biasa dikenal pula dengan panggilan Matseni itu lahir di keluarga terpandang di masyarakat.
Meski begitu, teman-teman MH Thamrin justru bukan berasal dari kalangannya, semisal anak wedana, anak kepala kampung, atau anak pedagang besar. Pada umumnya Matseni berteman dengan kalangan anak-anak pribumi penjual nasi, anak tukang gerobak, hingga anak penjual bunga untuk ziarah.
Walau anak keluarga terpandang, MH Thamrin tak gengsi main di kali. Pada saat berumur 6 tahun, saat akan berangkat sekolah Matseni pernah sempat-sempatnya mandi bersama dengan kawan-kawannya itu di Sungai Ciliwung. Sungai tempat bermain masa kecilnya itulah yang awalnya menjadi sorotan MH Thamrin saat menjadi tokoh pergerakan.
Keluar dari pendidikan menengah umum Koning Willem III School te Batavia, MH Thamrin meneruskan karier menjadi pemagang di Kepatihan Betawi lalu kantor Karesidenan Betawi. Namun, kariernya itu tak berlanjut lantaran tak kerasan.
ADVERTISEMENT
MH Thamrin pun pindah ke KPM, sebuah perusahaan perkapalan milik Belanda. Di tempat ini, ia bertemu van der Zee yang merupakan anggota Gemeenteraad (Dewan Kota) Betawi. Matseni pun bertukar pikiran dengan tokoh tersebut, terutama berkaitan dengan usaha perbaikan persoalan masyarakat Betawi yang jadi lingkungan tempat ia dibesarkan.
“Di antara sekian banyak usaha perbaikan yang menarik minatnya, ialah usaha penanggulangan banjir yang selalu melanda Betawi oleh karena meluapnya air Sungai Ciliwung,” tulis sejarawan Anhar Gonggong dalam buku Muhammad Husni Thamrin terbitan Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Depdikbud (1985).
MH Thamrin mengungkap keresahannya soal pentingnya membendung sungai Ciliwung agar tak mendatangkan banjir. van der Zee yang tertarik atas pemikiran tersebut menyampaikan ke Dewan Kota. Tak mengecewakan, ide ini pun disetujui dan dieksekusi oleh gubernur jenderal.
ADVERTISEMENT
“Ketika pelaksanaan proyek penanggulangan air kali Ciliwung akan diawali pekerjaannya, van der Zee mengajak Husni Thamrin untuk menyaksikannya. Dengan itu Muhammad Husni Thamrin dapat menyaksikan realisasi dari buah pikirannya yang selama ini memang diharapkannya dapat terwujud,” tulis Anhar.
Anggota Dewan Kota Lalu Berjuang di Volksraad
Persahabatan Thamrin dan van der Zee berlanjut. Saat ada lowongan Dewan Kota Batavia, MH Thamrin pun mendaftar. Ia pun mendapat dukungan penuh van der Zee yang saat itu menjadi ketua perkumpulan pemilih anggota Dewan Kota.
MH Thamrin pun diangkat menjadi Dewan Kota. Dalam pidato pengangkatan sebagai Dewan Kota Batavia pada 27 Oktober 1919, MH Thamrin berpidato menyampaikan harapan ibunya kepadanya.
"Tetapi saya pun minta izin supaya kepada sidang ini untuk menceritakan apa yang diharapkan oleh ibu saya almarhumah yang sederhana. Beliau mengharapkan saya menjadi orang pandai, agar dapat memikirkan kehidupan bersama di sekeliling saya,” ujar Thamrin.
ADVERTISEMENT
Sepak terjang MH Thamrin berjuang bagi masyarakat terlihat setelah masuk Dewan Kota. Ia makin giat memperjuangkan idenya untuk memperbaiki keadaan masyarakat kaum Betawi. Namanya moncer dalam kegiatan sosial masyarakat.
Pada 1927, MH Thamrin ditunjuk masuk ke Volksraad (Dewan Rakyat setara DPR saat ini) untuk mengisi lowongan yang dinyatakan kosong oleh gubernur jendral. Di Dewan Rakyat, perjuangan MH Thamrin makin menjadi.
Di antara peran Thamrin di Dewan Rakyat ialah menyokong mosi Kusumo Utoyo yang memprotes penggeledahan terhadap tokoh-tokoh PNI. Di depan perwakilan pemerintah pada sidang tertanggal 27 Januari 1930, MH Thamrin pun menyebut penggeledahan itu sebagai upaya provokatif. Ia pun menyampaikan data berapa puluh penggeledahan yang dilakukan pemerintah di kota-kota di Indonesia terhadap tokoh PNI.
ADVERTISEMENT
MH Thamrin dkk di Volksraad pun mengajukan mosi pengadaan pendidikan sastra di Indonesia. Dalam mosi itu, diharapkan pada 1940 sudah ada Fakultas Sastra yang didirikan di RI. Mosi ini disetujui dengan suara 29 lawan 17.
“Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa Muhammad Husni Thamrin adalah salah seorang ‘pencipta’ lahirnya pendidikan tinggi di bidang sastra,” tulis Anhar Gonggong.
Di tahun 1939, MH Thamrin membuat wadah bernama Gabungan Politik Indonesia (GAPI). Ia berusaha menghimpun semua kekuatan sosial-politik yang saat itu membawa bendera masing-masing untuk menciptakan gagasan bersama menentukan nasib bangsa sendiri.
Salah satu peran penting wadah tersebut dalam pergerakan bangsa ialah Indonesia Berparlemen. Ketika nasib bangsa sudah bisa ditentukan oleh rakyat Indonesia sendiri, maka MH Thamrin ingin agar Indonesia punya parlemen sejati dan pemerintahan yang bertanggung jawab kepadanya. Bukan macam Volksraad yang sebatas jadi penasihat saja.
ADVERTISEMENT
Lewat GAPI, MH Thamrin membikin Kongres Rakyat Indonesia. Di sinilah ditetapkan Bendera Merah Putih sebagai bendera nasional dan Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan.
***
Konten ini merupakan bagian dari Karnaval Kemerdekaan 2021 yang digelar kumparan. Keseruan puncak acara Karnaval Kemerdekaan dapat disaksikan melalui live streaming pada 17 Agustus 2021 pukul 12.00 WIB di platform dan channel YouTube kumparan.