Militer dan Sipil di Sudan Sepakat Berbagi Kekuasaan

5 Juli 2019 10:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah demonstran Sudan meneriakkan protes menuntut Presiden Sudan Omar Al-Bashir untuk mundur di luar kementerian pertahanan di Khartoum, Sudan, Senin, (8/4). Foto: REUTERS/STR
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah demonstran Sudan meneriakkan protes menuntut Presiden Sudan Omar Al-Bashir untuk mundur di luar kementerian pertahanan di Khartoum, Sudan, Senin, (8/4). Foto: REUTERS/STR
ADVERTISEMENT
Militer dan kelompok oposisi Sudan serta pendemo yang merupakan perwakilan sipil sepakat untuk berbagi kekuasaan selama masa transisi demokrasi. Kesepakatan ini berlaku hingga pemilihan umum.
ADVERTISEMENT
Kesepakatan tersebut dicapai dengan negosiasi alot. Selama dua hari, militer dan oposisi bertemu di Khartoum untuk berbicara mengenai langkah-langkah yang akan diambil Sudan.
Sejumlah demonstran Sudan meneriakkan protes menuntut Presiden Sudan Omar Al-Bashir untuk mundur di luar kementerian pertahanan di Khartoum, Sudan, Senin, (8/4). Foto: REUTERS/STR
Pada Jumat (5/7), kedua pihak akhirnya sepakat untuk membentuk Dewan Transisi dan pemerintahan yang akan diisi oleh militer dan sipil. Pemerintahan model ini berlaku dalam jangka waktu tiga tahun atau lebih hingga Sudan menyelenggarakan pemilu.
Dalam pertemuan itu, mereka juga sepakat untuk membentuk penyelidikan terhadap peristiwa kekerasan dalam beberapa pekan terakhir.
“Kami ingin meyakinkan semua kekuatan politik, gerakan bersenjata, dan semua orang yang berpartisipasi dalam perubahan, mulai dari pria dan wanita, bahwa perjanjian ini bersifat komprehensif dan tidak akan mengecualikan siapa pun,” kata Wakil Kepala Transisi Dewan Militer, Mohamed Hamdan Dagalo, dilansir dari Reuters, Jumat (5/7).
ADVERTISEMENT
Selain itu, keduanya juga sepakat untuk menunda pembentukan dewan legisatif. Kesepakatan untuk memberikan dua pertiga kursi dewan legislatif kepada koalisi Pasukan untuk Kebebasan dan Perubahan (FFC) akan dibicarakan ulang.
Sejumlah demonstran Sudan meneriakkan protes menuntut Presiden Sudan Omar Al-Bashir untuk mundur di luar kementerian pertahanan di Khartoum, Sudan, Senin, (8/4). Foto: REUTERS/STR
Tercapainya kesepakatan tersebut disambut meriah oleh demonstran di Sudan. Jalan-jalan Omdurman, kota tetangga ibu kota Khartoum yang letaknya di seberang Sungai Nil, dibanjiri warga ketika kesepakatan itu terjadi. Ribuan warga sipil dari segala usia turun ke jalanan dan mereka berteriak: “sipil! sipil! sipil”.
Masing-masing warga mengekspresikan kebahagiannya. Laki-laki memukul drum, membunyikan klakson mobil, dan para wanita mengibarkan bendera Sudan lalu dibawa keliling kota.
“Perjanjian ini membuka jalan bagi pembentukan institusi otoritas pada masa transisi, dan kami berharap ini adalah awal dari era baru,” kata salah seorang pemimpin FFC Omar al-Degair.
ADVERTISEMENT