news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Militer Myanmar Diduga Tangkap dan Pukul Dokter yang Rawat Pasien COVID-19

22 Juli 2021 19:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tentara Myanmar terlihat di dalam Balai Kota, Yangon, Myanmar, Senin (1/2).  Foto: STR/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Tentara Myanmar terlihat di dalam Balai Kota, Yangon, Myanmar, Senin (1/2). Foto: STR/REUTERS
ADVERTISEMENT
Sejumlah dokter yang merawat pasien COVID-19 secara mandiri diduga ditangkap oleh Militer Myanmar. Penangkapan terkait keterlibatan beberapa dokter dalam protes anti-junta militer.
ADVERTISEMENT
Aksi junta militer berpotensi semakin memperburuk situasi corona Myanmar. Saat ini, Myanmar dihantam gelombang lanjutan pandemi COVID-19.
Menurut para aktivis pro-demokrasi mengatakan, dokter-dokter itu ditahan akibat peran mereka dalam gerakan pembangkangan masyarakat sipil.
Dokter-dokter tersebut menawarkan konsultasi medis gratis lewat telepon dan terkadang mendatangi para pasien ke rumah mereka secara langsung, demikian dikutip dari Reuters.
Mereka membantu pasien yang menolak dirawat di rumah sakit negara atau yang tak berhasil memperoleh tempat perawatan akibat penuhnya RS.
Kesaksian sejumlah dokter dan laporan media lokal, dalam beberapa pekan terakhir, sebanyak sembilan dokter relawan ditahan oleh junta Militer Myanmar di dua kota besar, yaitu Yangon dan Mandalay.
Menanggapi kabar tersebut, tim informasi Dewan Administrasi Negara langsung menyangkal laporan adanya lima dokter yang ditangkap di Yangon. Tetapi, mereka tidak mengatakan apa-apa soal tuduhan penangkapan dokter di Mandalay.
Pengunjuk rasa anti-kudeta berjalan untuk mengambil posisi saat protes di Mandalay, Myanmar, Selasa (9/3). Foto: AP Photo
Seorang dokter yang namanya dirahasiakan mengungkapkan, empat kolega dari grup “Medical Family - Mandalay Group” telah ditahan. Dua di antaranya bernama Kyaw Kyaw Thet dan Thet Htay.
ADVERTISEMENT
Sejumlah saksi mata menyatakan, mereka melihat kedua dokter itu diborgol dan tubuhnya dipenuhi lebam. Keduanya ditangkap pada 16 Juli lalu.
Media lokal dari Yangon melaporkan, tiga dokter dari kelompok respons COVID-19 ditangkap saat mendatangi rumah pasien yang ternyata adalah tentara Myanmar yang menyamar. Kabar ini juga disangkal oleh junta militer.
Situasi COVID-19 Myanmar terus memburuk usai penggulingan pemerintahan Aung Sang Suu Kyi oleh militer pada 1 Februari lalu.
Kasus harian pun terus mencetak rekor. Pada Kamis (22/7), Myanmar melaporkan penambahan kasus harian lebih dari 6 ribu infeksi. Sementara, angka kematian bertambah 286 jiwa pada Rabu (21/7).
Namun, tenaga kesehatan dan layanan pemulasaran jenazah menyangkal laporan resmi dari pemerintahan militer Myanmar. Menurut mereka, jumlah pasien meninggal jauh lebih tinggi, melihat dari jumlah jenazah yang mereka tangani setiap harinya.
ADVERTISEMENT