Minat Baca Warga Jabar Menurun saat Corona, Lebih Rendah dari DKI hingga Jatim

20 April 2021 14:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Membaca majalah (ilustrasi). Foto: Pixabay/kaboompics
zoom-in-whitePerbesar
Membaca majalah (ilustrasi). Foto: Pixabay/kaboompics
ADVERTISEMENT
Tingkat literasi di Indonesia berdasarkan sejumlah penelitian merupakan salah satu yang terendah dunia. Angka literasi tersebut semakin turun saat pandemi corona pada 2020, seperti yang terlihat di Jawa Barat (Jabar).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penelitian yang dilakukan 4 tahun sekali, pada 2020 atau saat pandemi corona merebak, minat baca warga Jabar berada di angka 61,49 persen. Sebelumnya pada 2016, tingkat minat baca berada di angka 66 persen.
"Dibandingkan dengan 2016 ada di angka 66 persen sekian, sekarang turun menjadi 61,49 persen," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemprov Jabar, Ahmad Hadadi, ketika dikonfirmasi, Selasa (20/4).
Berdasarkan angkat tersebut, kata Ahmad, tingkat minat baca warga Jabar lebih rendah dibandingkan warga di DKI Jakarta, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Adapun tingkat minat baca dihitung berdasarkan sejumlah aspek di antaranya akses sarana dan prasarana perpustakaan, budaya baca, hingga lama durasi kebiasaan membaca.
Membaca koran (ilustrasi). Foto: Pixabay/kaboompics
Ahmad menilai minat baca warga Jabar menurun lantaran akses ke perpustakaan yang dibatasi. Kini, pengunjung perpustakaan dibatasi 50 persen. Selain itu, angka minat baca yang menurun juga disebabkan peralihan pembaca pada konten digital yang tak punya standar seperti media sosial.
ADVERTISEMENT
"Kunjungan ke perpus juga kita hitung, itu kan masuk ke perilaku membaca ya berkurang karena kami juga pelayanannya tertutup tidak terbuka dan jumlah pengunjung kita batasi," ucapnya.
"Jadi kita ini perilaku masyarakat kan senang bacanya medsos (media sosial) itu kita tidak ukur. Kalau tingkat baca medsos ya tinggi, Jabar termasuk tinggi, perilaku medsosnya luar biasa," lanjut Ahmad.
Ahmad menambahkan, kini di perpustakaan yang dikelola Pemprov Jabar, protokol kesehatan diterapkan dengan mewajibkan para pengunjung mengenakan masker, pencarian buku dilayani petugas, dan menunjukkan surat keterangan rapid test antigen.
"Waktunya dibatasi dan juga yang bersangkutan syukur pernah divaksin, menujukkan rapid test, jangan sampai yang bersangkutan OTG, itu berbahaya, ada juga penyemprotan disinfektan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT