Misteri Dentuman di Jabodetabek

12 April 2020 7:29 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi dentuman. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dentuman. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Dini hari warga Jakarta, Depok, Bogor, hingga Bekasi terusik oleh suara dentuman. Rentetan gemuruh terdengar sejak Sabtu (11/4) pukul 01.30 dini hari hingga selama dua jam di sebagian wilayah Jabodetabek.
ADVERTISEMENT
Dentuman menghasilkan getaran yang dirasakan sebagian warga. "Ada kayak dentuman gitu. Enggak gede. Tapi bikin kaca getar," ujar Fajar Budiono, pembaca kumparan yang tinggal di Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Awalnya Gunung Anak Krakatau "dituduh" sebagai sumber getaran. Pasalnya, gunung yang terletak di Selat Sunda ini meletus beberapa jam sebelumnya, tepatnya Jumat (10/4) pukul 22.35 WIB dan baru berhenti 03.00 WIB.
Erupsi Gunung Anak Krakatau, Sabtu (11/8). Foto: Dok. PVMBG
Namun, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan aktivitas di Gunung Anak Krakatau bersifat strombolian atau ringan.
Kasubid Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Anak Krakatau PVMBG Hendra Gunawan mengatakan jika petugas di pos pemantauan Gunung Anak Krakatau tak mendengar adanya dentuman.
"Letusannya itu kecil. Jadi bayangkan, kalau letusan kecil, dari pos enggak kedengaran, bisa kedengaran sampai Depok-Bogor enggak? Ini cuma sekitar 500 meter letusannya," kata Hendra kepada kumparan, Sabtu (11/4).
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga ikut menelusuri asal dentuman. Kepala Stasiun Geofisika BMKG di Bandung tak melaporkan adanya gempa di sekitar Jabodetabek.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati kemudian mencari kemungkinan lain untuk menjelaskan sumber kegaduhan. "Sedang kami cek apakah dari lightning atau petir," kata Dwikorita kepada kumparan, Sabtu (11/4), beberapa saat usai kejadian dentuman.
Lalu, dari mana asalnya bunyi dentuman?
Hingga pukul 06.00 WIB, suara dentuman masih terdengar samar. Bahkan suara gemuruh kembali muncul pukul 11.00 WIB. Namun, jawaban tak kunjung datang.
BMKG kemudian memastikan jika tidak ada petir besar di langit Jabodetabek yang memicu suara dentuman. "Tidak terdeteksi pada jam tersebut petir di Jawa Barat. Adanya di Laut Jawa utara Indramayu," kata Dwikorita kepada kumparan, Sabtu (11/4).
ADVERTISEMENT
Selain itu, laporan BMKG lainnya menyebutkan tidak ada anomali permukaan air laut setelah Gunung Anak Krakatau meletus malam sebelumnya.
ERUPSI GUNUNG ANAK KRAKATAU Foto: Badan Geologi
Analisis dengan ragam hipotesis berseliweran, dan lagi-lagi tak memberi jawaban pasti. Bekas Kepala Badan Geologi dan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono alias Mbah Rono, yakin jika suara itu berasal dari Gunung Anak Krakatau.
“Malam hari yang sepi, semua mengisolasi diri, suara deru kendaraan lenyap terimbas corona. Maka tidak salah, dentuman GAK (Gunung Anak Krakatau) membahana, mengusir sepi. Itulah alam,” ujar Mbah Rono, kepada kumparan, Sabtu (11/4).
Pernyataan Mbah Rono berbeda dengan PVMBG yang membantah aktivitas Gunung Anak Krakatau sebagai sumber dentuman. Hendra Gunawan mengatakan jika pemantauan PVMBG malah menemukan adanya getaran di gunung-gunung yang berada di sekitar Bogor, Jawa Barat, seperti Gunung Salak.
ADVERTISEMENT
"Dan yang di Gunung Salak, ini hanya mendengar dentuman saja pukul menjelang subuh. Mungkin suaranya dari sekitarnya," tambah Hendra PVMBG.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) ikut membantah argumen yang menyebut sumber dentuman berasal dari Gunung Anak Krakatau.
Peneliti utama LAPAN Dony Kushardono menjelaskan jika pengamatan citra satelit LAPAN pada Jumat (10/4) hingga Sabtu (11/4) menunjukkan kalau puncak erupsi strombolian Gunung Anak Krakatau terjadi pukul 00.00 WIB. Terdapat jeda yang cukup panjang antara letusan Gunung Anak Krakatau dan laporan suara dentuman.
“Jadi suara dentuman yang terdengar di Jakarta-Depok yang diisukan terjadi sekitar pukul 02.00 WIB dini hari tadi kemungkinan bukan dari suara letusan Gunung Anak Krakatau,” tulis LAPAN.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, belum ada konsensus baik di lembaga pemerintah terkait maupun sesama akademisi soal penyebab dentuman.