MK Tanya Kenapa Jokowi Sering ke Jateng, Muhadjir: Mungkin di Sana Banyak Proyek

5 April 2024 14:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko PMK Muhadjir Effendy usai mengikuti sidang lanjutan sengketa hasil Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat (5/4/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko PMK Muhadjir Effendy usai mengikuti sidang lanjutan sengketa hasil Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat (5/4/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menko PMK Muhadjir Effendy menjawab pertanyaan Hakim Mahkamah Konstitusi soal perjalanan Presiden Jokowi ke daerah. Secara khusus, terkait adanya tudingan Jokowi sering berkunjung ke wilayah Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Terkait hal tersebut, Muhadjir menduga karena daerah tersebut diberikan lebih banyak proyek strategis nasional.
“Menurut saya, kalau ada daerah ‘kok sering dikunjungi oleh Presiden’ kemungkinan besar di situ banyak proyek malahan, proyek strategis nasional yang diberikan ke daerah itu,” kata Muhadjir dalam persidangan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK), Jumat (5/4).
Dia menceritakan, bahwa bila Presiden Jokowi berkunjung ke sebuah daerah bisa lebih dari 5 titik. Mengecek banyak hal, mulai dari keadaan bansos dan hal-hal lain.
Presiden Jokowi didampingi Menteru PUPR Basuki Hadimuljono, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Kepala BNPB Suharyanto meninjau lokasi longsor akibat gempa di Jalan Kabupaten ruas Cugenang-Salahuni, Kamis (24/11). Foto: Dok. Kementerian PUPR
Hal itu dilakukan Jokowi, kata Muhadjir, untuk memastikan program yang dicanangkan tersalurkan dengan baik.
“Beliau betul-betul wanti-wanti tidak boleh meninggalkan proyek mangkrak,” ungkap Muhadjir.
Dari itu, Muhadjir berkesimpulan bahwa kunjungan Presiden Jokowi ke beberapa titik sulit digeneralisasi bahwa telah mempengaruhi secara nasional.
ADVERTISEMENT
“Sekali lagi saya sampaikan, terlalu mushkil kalau hanya 100 kunjungan untuk secara simbolik membagi bansos kemudian itu berpengaruh secara nasional saya kira, that doesn't make sense,” imbuh Muhadjir.
Pernyataan itu kemudian ditegur Ketua MK Suhartoyo. Sebab, Muhadjir dinilai berpendapat.
"Mohon Bapak tidak berpendapat soal itu," kata Suhartoyo.
"Mohon maaf," timpal Muhadjir.