Moeldoko

Moeldoko Buka Opsi Beli Vaksin Pfizer Selain Sinovac dan Sinopharm

12 November 2020 17:52 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebutkan bahwa pemerintah cenderung akan menggunakan vaksin corona dari Sinovac atau Sinopharm. Namun, menurutnya, pemerintah masih terbuka jika ada vaksin lain yang lebih efektif, misalnya Pfizer.
ADVERTISEMENT
"Yang pasti ya orientasi pertamanya Sinovac dan Sinopharm ya. Tidak menutup kemungkinan tapi juga ada persoalan-persoalan teknis ya dari sisi perlakuan teknis terhadap vaksin itu dingin ya," kata Moeldoko dalam konferensi persnya di KSP, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (12/11).
"Untuk daerah-daerah seperti kita ini sepertinya akan menghadapi kesulitan karena apa jaring apa yang itu dinginnya harus melalui temperatur sehingga nanti pada saat distribusi dari satu wilayah ke wilayah lain akan menghadapi masalah," tambahnya.
Tak hanya itu, menurut Moeldoko, terbuka banyak peluang vaksin yang bisa digunakan ke depan. Salah satunya adalah vaksin merah putih yang sedang dikembangkan di Indonesia.
"Pertimbangannya adalah pertimbangan efektivitas, yang kedua mungkin juga pertimbangan harga mungkin pertimbangan teknis dan lain-lain dan seterusnya, persediaan," tutur Moeldoko.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut pemerintah akan memasukkan vaksin COVID-19 yang dikembangkan Pfizer itu untuk dibahas berikutnya. Jadi masih dipertimbangkan.
"Ini untuk menjadi bagian berikutnya karena masih banyak yang dibahas terkait pengadaan vaksin," kata Airlangga sebagaimana dikutip dari Antara, Rabu (11/11).
Diketahui, WHO telah menyebut vaksin corona dari Pfizer, perusahaan asal Amerika Serikat, efektif sampai 90 persen menimbulkan kekebalan buatan.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten