Moeldoko, Eks Panglima TNI yang Jadi Orang Dekat Jokowi
PerbesarADVERTISEMENT
Moeldoko tidak bisa dibilang menteri Jokowi-JK dari unsur partai. Meski sempat berkecimpung bersama Hanura, namun rekam jejak Moeldoko justru lebih panjang di dunia militer.
ADVERTISEMENT
Moeldoko merupakan alumni Akmil Magelang yang lulus dengan predikat terbaik dan dianugerahi Bintang Adimakayasa. Begitu lulus, ia lalu menjadi Komandan Peleton di Yonif Linud 700 Kodam VII/Wirabuana.
Karier militernya terus menanjak. Selama tahun 2010-2011 saja, ia tiga kali mengalami rotasi jabatan dan kenaikan pangkat, mulai dari Panglima Kostrad hingga Wakil Gubernur Lemhannas.
Dua tahun kemudian, ia dipercaya menjadi Wakil Kepala Staf AD. Posisi itu hanya ia tempati sebentar, sampai ia diberi mandat menjadi Kepala Staf TNI AD.
Menginjak usia 56, pria kelahiran Kediri, 8 Juli 1957 ini diangkat menjadi Panglima TNI oleh Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono. Sembari mengerjakan tugasnya di militer, Moeldoko juga mengejar gelar doktoral di bidang Ilmu Administrasi Negara UI.
ADVERTISEMENT
Setelah pensiun, Moeldoko lalu bergabung dengan Partai Hanura pada akhir Desember 2016. Karena rekam jejaknya yang mentereng, Moeldoko langsung ditunjuk menjadi Wakil Ketua Dewan Pembina Hanura oleh Wiranto --yang saat itu merupakan Ketua Umum nonaktif.
Wiranto saat itu tengah bersiap menduduki jabatannya sebagai Menko Polhukam. Beberapa kader Hanura pun sempat mendorong Moeldoko untuk maju menjadi Ketua Umum menggantikan Wiranto.
Di luar itu, Moeldoko sebenarnya juga cukup dekat dengan Presiden Joko Widodo. Bahkan, pada saat putri Jokowi, Kahiyang Ayu menikah, Moeldoko diminta menjadi perwakilan keluarga.
Puncaknya, pada 17 Januari 2018, Moeldoko ditunjuk menjadi Kepala Staf Kepresidenan menggantikan Teten Masduki. Sedangkan pada periode kedua Jokowi atau di Kabinet Indonesia Maju, Moeldoko kembali menjabat posisi yang sama, Kepala Staf Kepresidenan.
ADVERTISEMENT
Kepala Staf Kepresidenan merupakan salah satu dari 3 serangkai pejabat yang paling dekat dengan Jokowi di Istana. Dua pejabat lainnya yaitu Mensesneg Pratikno dan Seskab Pramono Anung.
