Moeldoko Minta Petani Melek Teknologi Pertanian

12 Maret 2020 11:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI Dr. H. Moeldoko, S.I.P. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI Dr. H. Moeldoko, S.I.P. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) yang juga Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko, meminta petani-petani di Indonesia agar melek teknologi. Ia meminta para petani bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi, khususnya di bidang pertanian.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Moeldoko saat memberi sambutan dalam acara "Peresmian Pembukaan The 2nd Asian Agriculture & Food Forum (ASAFF) Tahun 2020" di Istana Negara. Acara ini juga dihadiri oleh Presiden Jokowi hingga Mentan Syahrul Yasin Limpo.
"Adaptasi teknologi, pada satu sisi teknologi kota berkembang pesat. Saya ikuti anak Indonesia yang kembangkan teknologi pertanian. Di sisi lain, petani kita lamban mengadaptasi teknologi," kata Moeldoko, Kamis (12/3).
"Mereka merasa jagoan di bidangnya, ketika ada yang baru, mereka enggak bisa terima dengan baik. Maka itu, edukasi sosialisasi harus dilakukan secara terus menerus. Tanpa ada teknologi pertanian, kita enggak bisa berkembang," sambungnya.
Presiden Joko Widodo pada Peresmian Pembukaan The 2nd Asian Agriculture & Food Forum (ASAFF) Tahun 2020 sekaligus Munas HKTI IX di Istana Negara, Jakarta. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
Moeldoko mengungkapkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait adanya penyusutan lahan baku sebesar 160 ribu hektar. Untuk level dunia, penyusutan lahan pertanian sebesar 44 persen.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya penyusutan lahan ini, Moeldoko menyebut ada sekitar 820 juta masyarakat dunia yang terancam kekurangan ketersediaan bahan makanan.
"Hal ini perlu kita proyeksikan atas pertumbuhan penduduk yang makin meningkat. Di satu sisi, kita mengalami penyusutan lahan baku, di satu sisi penduduk terus meningkat," katanya.
Mantan Panglima TNI itu menuturkan harus ada solusi atas permasalahan ini. Menurut Moeldoko, pendekatan teknologi pertanian menjadi sebuah keharusan, selain juga ekstensifikasi atau pengembangan lahan baku di luar Pulau Jawa.
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, di Gedung KSP. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Akan tetapi, ia mengakui pengembangan lahan di luar Pulau Jawa belum banyak berhasil. Sehingga, yang utama adalah mendorong pemanfaatan teknologi pertanian secara masif.
"Kami lihat Mentan bisa komunikasi langsung dengan petani. Itu sangat bagus untuk mengenali potensi yamg dimiliki petani di seluruh Indonesia," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, ia mengungkapkan masalah Indonesia sejauh ini adalah membuat keseimbangan antara supply (penawaran) dan demand (permintaan). Sehingga, ke depannya setiap musim panen, harga-harga bisa turun.
"Ke depan enggak ada cara lain, harus ada platform yang bisa atur antara supply dan demand. Kuncinya ada di kepala dinas, sepanjang mereka enggak berani tindakan tegas. Sehingga, petani bisa diatur, berapa tanamnya, dikawal dengan baik sehingga terjadi keseimbangan," tandasnya.