Mogok Massal Picu Kemacetan 350 Kilometer di Paris

6 Desember 2019 16:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lalu lintas kemacetan di jalanan Paris saat aksi mogok pekerja kereta SNCF dan transpotrasi Prancis. Foto: REUTERS / Charles Platiau
zoom-in-whitePerbesar
Lalu lintas kemacetan di jalanan Paris saat aksi mogok pekerja kereta SNCF dan transpotrasi Prancis. Foto: REUTERS / Charles Platiau
ADVERTISEMENT
Mogok massal menentang rencana reformasi pensiun di Paris, Prancis, memasuki hari kedua pada Jumat (6/12). Transportasi umum kembali lumpuh, macet mengular panjang di jalan raya, dan sekolah-sekolah ditutup.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, para pekerja yang ikut dalam mogok massal adalah pegawai sektor transportasi, guru, dokter, polisi, pemadam kebakaran, hingga pengawai negeri. Dalam aksi sehari sebelumnya, demonstran bentrok dengan polisi.
Suasana di stasiun kereta Gare de Lyon saat aksi mogok pekerja kereta SNCF dan transpotrasi Prancis. Foto: REUTERS / Charles Platiau
Pada Jumat, 10 dari 16 jalur kereta bawah tanah Paris ditutup karena sebagian besar pekerjanya mogok. Suasana lengang terlihat di stasiun-stasiun bawah tanah ketika jam sibuk, kereta tidak beroperasi, penumpang terlantar.
Warga memilih berjalan kaki, bersepeda, atau mengeluarkan mobil mereka. Akibat banyak warga yang memakai mobil, kemacetan terjadi di banyak ruas jalan ibu kota.
Lalu lintas kemacetan di jalanan Paris saat aksi mogok pekerja kereta SNCF dan transpotrasi Prancis. Foto: REUTERS / Charles Platiau
Menurut situs pemantau lalu lintas Styadin, kemacetan total di Paris mencapai panjang lebih dari 350 kilometer.
Kondisi ini akan semakin parah karena serikat pekerja berjanji akan terus mogok sampai Presiden Emmanuel Macron membatalkan rencana reformasi pensiun.
ADVERTISEMENT
"Kami akan protes setidaknya selama seminggu, dan di akhir pekan itu, pemerintah yang akan mengalah," kata pegawai sektor transportasi Paris, Patrick Dos Santos.
Petugas kepolisian berjaga pada aksi demo menentang rencana reformasi pensiun pemerintah Prancis di Paris, Kamis (5/12). Foto: REUTERS/Christian Hartmann
Macron ingin mereformasi sistem pensiun Prancis menjadi sistem universal, menghapuskan skema pensiun untuk 42 sektor yang berbeda. Dengan skema yang baru nantinya, sistem pensiun Prancis akan didasarkan pada poin per hari pekerja tersebut bekerja.
Reformasi ini ditentang serikat pekerja. Mereka mengatakan, berdasarkan skema ini pegawai sektor swasta baru akan pensiun di atas usia 62 tahun jika ingin mendapatkan tunjangan penuh.
Belum diketahui berapa lama mogok massal akan bertahan. Namun mogok menentang reformasi pensiun pada 1995 melumpuhkan Prancis selama tiga minggu.