Muhadjir Bersyukur Jamu dan Obat Herbal Melejit di Tengah Pandemi

28 September 2020 18:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. Foto: Menko PMK
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. Foto: Menko PMK
ADVERTISEMENT
Obat-obatan hingga ramuan herbal ramai dijual di pasar lokal di tengah pandemi virus corona di Indonesia. Menko PMK Muhadjir Effendy menilai fenomena ini sebagai ajang yang baik untuk mengadu khasiat dari masing-masing racikan obat produsen lokal.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, teknologi informasi juga berperan dalam menyampaikan ke pasar terkait jenis obat atau ramuan yang dinilai bermanfaat meringankan gejala suatu penyakit.
"Dalam skala yang lebih luas, sekarang ini banyak sekali akibat dari COVID obat-obatan herbal dari pelosok Indonesia yang semula tidak terkenal, hanya dipakai untuk jamu sehari-sehari masyarakat setempat tiba-tiba melejit jadi komoditas dunia. Kenapa? Karena ada teknologi khususnya teknologi informasi dan globalisasi," kata Muhadjir dalam webinar UMY, Senin (28/9).
Muhadjir mengatakan berkembangnya zaman dan arus informasi menjadi faktor sehingga para produsen obat dan ramuan herbal tetap dapat memasarkan produknya, meski dia berdomisili di daerah pelosok.
Ilustrasi obat herbal. Foto: Shutterstock
"Jadi tidak perlu orang harus datang ke Jakarta untuk jadi orang terkenal. Orang yang bisa jadi pebisnis besar bisa cukup di daerah pelosok. Tetapi kalau dia memiliki menguasai teknologi, khususnya teknologi informasi dan dia punya wawasan global, maka bukan mustahil mereka kemudian akan menjadi pemain di level global," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Kondisi pandemi, kata Muhadjir, jika dihadapi dengan positif dapat diubah menjadi lahan yang jelas menguntungkan. Sehingga ia meminta masyarakat untuk selalu optimistis dan berpikir positif.
"Jadi intinya bahwa kita harus betul-betul bisa bangun pikiran jernih, positive thinking dan selalu optimis. Tidak boleh gampang menyerah, tidak boleh putus asa, dan harus gigih untuk mencapai harapan dan cita-cita. Ingat global itu artinya globe, bumi, dan bumi itu bulat. Karena bulat artinya tidak bersudut, itulah peluang anda seperti jumlah sudut di bola bulat yaitu sama jumlahnya tak terhingga," jelasnya.
"Karena itu siapa yang kuasai teknologi, siapa yang menguasai globalisasi dia yang punya peluang besar," lanjut dia.
Pemahaman itu, menurut Muhadjir, juga tercantum di dalam buku The New Normal: Great Opportunities in a Time of Great Risk karangan Roger McNamee, seorang pialang modal. Dalam buku itu, Roger membahas bagaimana dia manfaatkan keuntungan besar dalam krisis besar.
ADVERTISEMENT
"Buku ini ditulis 2004, artinya buku ini apa yaitu ketika ada krisis yang besar termasuk wabah COVID ini, bagi orang-orang cerdik jeli, cerdas akan melahirkan opportunity besar, akan ada peluang besar, karena itu COVID-19 untuk orang-orang berpandangan optimis yang berpandangan cerdik, maka dia bisa memanfaatkan sebagai peluang," pungkasnya.