Muhadjir dan Risma Cek Pasar Surabaya: Kalau Corona Mau Turun, Harus Patuh

25 Juni 2020 16:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko PMK Muhadjir Effendy meninjau penerapan protokol penanganan COVID-19 di Pasar tradisional Genteng Baru dan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Foto: Dok. Menko PMK
zoom-in-whitePerbesar
Menko PMK Muhadjir Effendy meninjau penerapan protokol penanganan COVID-19 di Pasar tradisional Genteng Baru dan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Foto: Dok. Menko PMK
ADVERTISEMENT
Menko PMK Muhadjir Effendy meninjau penerapan protokol penanganan COVID-19 di pasar tradisional Genteng Baru dan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, Surabaya, Kamis (25/6). Saat meninjau, Muhadjir didampingi oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
ADVERTISEMENT
Muhadjir mengecek ketersediaan perlengkapan protokol COVID-19 di pasar Genteng Baru. Ia menilai sarana yang dimiliki pasar tersebut sudah bagus. Misalnya ada tempat cuci tangan, serta sekat pembatas antara penjual dengan pembeli.
Namun, lanjut Muhadjir, masih ada beberapa protokol kesehatan yang perlu diperbaiki. Yaitu, jarak antara penjual dan pembeli.
"Jadi jaga jarak baik antara pembeli dan penjual dan antara pembeli itu yang harus didisiplinkan. Tapi kalau protokol dasar seperti sanitizer, cuci tangan sebelum masuk pasar, kemudian pakai masker, kelihatannya sudah dipatuhi. Dan itu sudah bagus, tinggal meningkatkan yang lain," ujar Muhadjir dalam keterangannya.
Menko PMK Muhadjir Effendy meninjau penerapan protokol penanganan COVID-19 di Pasar tradisional Genteng Baru dan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Foto: Dok. Menko PMK
Lebih lanjut, Muhadjir mengatakan tirai pembatas antara penjual dan pembeli harus dimiliki seluruh pedagang di Pasar Genteng Baru. Tak hanya itu, durasi waktu berbelanja juga harus dibatasi. Pun, kerumunan warga harus dicegah.
ADVERTISEMENT
Muhadjir meminta Risma dan pengelola pasar melibatkan TNI/Polri dalam mengawasi pasar. Apalagi pasar rentan menjadi pusat penyebaran virus corona.
"Pak Presiden menginstruksikan agar ada bantuan dari TNI dan Polri untuk ikut mengawasi pusat-pusat kepadatan warga terutama di wilayah tadi itu seperti pasar tradisional tadi," tuturnya.
Ia meminta protokol di pasar tradisonal bisa dipatuhi oleh pengelola pasar, para penjual, serta para pembeli. Sebab, kepatuhan masyarakat adalah kunci utama agar angka penularan COVID-19 di Kota Surabaya segera turun.
Menko PMK Muhadjir Effendy meninjau penerapan protokol penanganan COVID-19 di Pasar tradisional Genteng Baru dan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Foto: Dok. Menko PMK
"Jadi kuncinya itu. Jadi kalau kita ingin Surabaya segera turun terutama angka fatalnya yang masih sangat tinggi, warga Surabaya tidak menunggu diingatkan diawasi oleh aparat, tapi dengan kesadaran diri sendiri. Mari kita awasi diri kita sendiri-sendiri," tukasnya.
ADVERTISEMENT
"Dan saya minta betul-betul Surabaya. Karena surabaya ini share kasusnya dan angka kematiannya untuk Jawa Timur paling tinggi," pungkasnya.
Usai meninjau Pasar tradisional Genteng Baru, Menko PMK didampingi Wali Kota Surabaya berkunjung Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Di sana, Muhadjir mengecek ketersediaan protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan, adanya penyemprotan disinfektan, dan ruang isolasi bagi warga yang terindikasi COVID-19.
========
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
**
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.