Muhadjir: Duka Mendalam atas Wafatnya Tenakes dan Dokter, Insya Allah Syahid

2 September 2020 21:41 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko PMK Muhadjir Effendy usai menghadiri acara puncak Peringatan Hari Ibu ke 91 di Kawasan Kota Lama, Semarang. Foto:  Afiati Tsalitsati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko PMK Muhadjir Effendy usai menghadiri acara puncak Peringatan Hari Ibu ke 91 di Kawasan Kota Lama, Semarang. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
ADVERTISEMENT
Menko PMK, Muhadjir Effendy, menyampaikan duka cita atas meninggalnya lebih dari 100 dokter dan tenaga kesehatan dalam melawan corona. Muhadjir meminta masyarakat Indonesia mendoakan para dokter yang gugur.
ADVERTISEMENT
"Atas nama pribadi maupun pemerintah saya sampaikan duka yang mendalam atas wafatnya para dokter dan tenaga medis, yang telah mengorbankan jiwanya atas nama profesi yang mulia demi untuk menyelamatkan para pasien yang menjadi korban dari wabah ini," ujar Muhadjir dalam 'Doa Bersama dan Hening Cipta untuk Keselamatan Dokter Indonesia', Rabu (2/9).
"Seperti yang dijanjikan hadis nabi, bahwa mereka yang berjuang atau meninggal dalam keadaan wabah, apalagi yang bersangkutan sedang berjuang perangi wabah, insya allah syahid. Saya yakin, para dokter ini adalah golongan syahid itu," sambungnya.
Menko PMK Muhadjir Effendy saat saat mengikuti Upacara Hari Lahir Pancasila secara virtual di Kantor Kemenko PMK, Senin (1/6). Foto: Instagram / @muhadjir_effendy
Muhadjir juga mengucapkan terima kasih kepada para dokter, tenaga medis, dan anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Muhadjir menjamin pemerintah bekerja keras untuk mendukung tenaga kesehatan menjalankan tugas dengan baik.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah sadar bahwa di antara kelompok rentan yang jadi ancaman paling fatal dari COVID-19 ini terutama adalah dokter dan tenaga medis," kata Muhadjir.
"Tentu saja dalam konteks perang lawan COVID-19 ini, dokter adalah garda terdepan, kalau di dalam ilmu perang, dokter adalah queen of battle, jadi ratu pertempuran, artinya dia tidak bisa ditinggal sendiri," pungkasnya.
Data IDI per 31 Agustus menyebutkan sudah ada 100 dokter di Indonesia wafat akibat corona. IDI sudah meminta pemerintah agar menjamin fasilitas APD dan tes PCR rutin untuk tenaga kesehatan.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
***