Muhadjir Effendy Ibaratkan Indonesia Kini Hadapi Corona Seperti Darurat Militer

16 Juli 2021 17:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan membawa pasien menuju ruangan perawatan dari pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bandung, Jawa Barat, Kamis (1/7/2021). Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan membawa pasien menuju ruangan perawatan dari pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bandung, Jawa Barat, Kamis (1/7/2021). Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi corona di Indonesia masih belum bisa dikendalikan. Kasus demi kasus hingga kematian terus terjadi. Rumah sakit pun banyak yang kewalahan menghadapi kondisi seperti ini. Tak sedikit yang bilang kolaps.
ADVERTISEMENT
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy pun menyebut kondisi Indonesia saat ini dalam menghadapi corona seperti darurat militer. Bukan perang melawan musuh manusia, tapi virus.
"Jadi kalau darurat itu kan ukurannya tertib sipil, darurat sipil, darurat militer, darurat perang," kata Muhadjir saat saat meninjau Hotel University Club UGM di Yogyakarta yang dijadikan shelter pasien corona, Jumat (16/9).
Muhadjir menjelaskan, dalam pertempuran ini corona tidak menggunakan kaidah hukum perang. Semua manusia dianggap kombatan atau petempur oleh corona.
"Sekarang ini sudah darurat militer karena apa? Karena kita berhadapan dengan musuh yang tidak terlihat. Dan musuh tidak terlihat ini di dalam pertempurannya, tidak menggunakan kaidah hukum perang karena semua orang dianggap kombatan oleh COVID ini," ujarnya.
Menko PMK Muhadjir Effendy saat berkunjung ke daerah Gunungsitoli, Kepulauan Nias, Sumatera Utara. Foto: Kemenko PMK
Muhadjir pun mencontohkan perkembangan kasus corona, dahulu yang diperkirakan tidak akan menyerang orang hamil dan anak-anak. Namun sekarang banyak ibu hamil dan anak-anak yang menjadi korban.
ADVERTISEMENT
"Sekarang anak-anak dan ibu hamil sudah banyak menjadi korban yang meninggal, yang sudah mulai banyak. Ini perang asimetris menghadapi COVID-19 itu," ujarnya.
Seorang petugas kesehatan mengambil sampel swab dari seorang wanita di sebuah sekolah di Jakarta, Jumat (2/7). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
Untuk itu, menurut Muhadjir, Presiden Jokowi sudah meminta TNI-Polri turut serta menangani wabah ini karena sudah tidak bisa ditangani secara biasa.
"Ini betul-betul sudah daruratnya darurat militer. Hanya musuhnya bukan musuh militer konvensional, tapi musuh tak terlihat itu," ujarnya.
Saat ini, masyarakat diingatkan untuk terus disiplin prokes dan mematuhi aturan selama PPKM Darurat. Muhadjir memastikan pemerintah memperpanjang pembatasan ini hingga akhir Juli.
"Tadi rapat kabinet terbatas yang saya ikuti di Sukoharjo, sudah diputuskan Bapak Presiden [bahwa PPKM Darurat] dilanjutkan sampai akhir Juli," kata Muhadjir.