Muhadjir: Lonjakan COVID-19 Kali Ini Imbas dari Libur Lebaran dan Pemudik Bandel

17 Juni 2021 10:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko PMK Muhadjir Effendy saat berkunjung ke daerah Gunungsitoli, Kepulauan Nias, Sumatera Utara. Foto: Kemenko PMK
zoom-in-whitePerbesar
Menko PMK Muhadjir Effendy saat berkunjung ke daerah Gunungsitoli, Kepulauan Nias, Sumatera Utara. Foto: Kemenko PMK
ADVERTISEMENT
Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan, lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi beberapa hari ini merupakan imbas dari libur panjang lebaran pada Mei lalu.
ADVERTISEMENT
Meski pemerintah sudah melarang masyarakat mudik, Muhadjir menyayangkan masih ada masyarakat nekat mudik ke kampung halamannya. Berdasarkan data Kemenhub dan Korlantas Polri, ada sekitar 1 juta masyarakat nekat mudik.
"Sebagian akibat arus balik mudik karena banyak sekali pemudik yang bandel dan kembali ke daerah asal membawa COVID-19 kemudian menciptakan klaster keluarga," kata Muhadjir dalam keterangan tertulisnya, Kamis (17/6).
Lonjakan penularan COVID-19 di beberapa daerah kini terus terjadi. Terutama empat provinsi di Pulau Jawa termasuk salah satunya yaitu Jawa Barat.
Muhadjir menuturkan, Presiden Jokowi telah memberikan pemerintah kepada seluruh kementerian/lembaga agar memberikan perhatian khusus terhadap lonjakan COVID-19.
Sebab tidak hanya klaster dari arus mudik, Muhadjir, mengatakan ada klaster lain muncul akibat masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT
"Ada juga klaster acara keluarga termasuk pesta pengantin dan klaster ziarah. Ini wilayah-wilayah yang sekarang menjadi pusat penyebaran COVID-19 akibat klaster ziarah," ucap Muhadjir.
Khusus di Jabar, status siaga 1 penularan COVID-19, telah dikeluarkan Pemprov Jabar. Hal itu menyusul lonjakan kasus aktif COVID-19 di dua kabupaten yaitu Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung.
Berdasarkan data COVID-19 di wilayah Bandung, total kasus terkonfirmasi per 15 Juni 2021 sebanyak 21.021 dengan kasus konfirmasi aktif 1.272, sembuh 19.382 dan meninggal 367. Sedangkan, suspek dipantau 2.248 dan kontak erat dipantau 972.
Melihat situasi tersebut, Muhadjir meminta masyarakat patuh menerapkan protokol kesehatan.
"Ini harus menjadi perhatian semuanya untuk selalu menjaga protokol kesehatan, menjaga daya tahan tubuh, terutama yang bekerja di luar. Taruhan kita saat ini hanya tinggal disiplin atau tidak. Kalau tidak disiplin perkembangan COVID-19 akan tidak terkendali," kata Muhadjir.
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, meninjau ketersediaan tempat tidur pasien COVID-19 di RSUP Dr. Hasan Sadikin pada Sabtu (12/6) malam. Foto: Dok. Pemprov Jabar
Sementara Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, tidak patuhnya masyarakat terhadap protokol kesehatan akan mempersulit penanganan COVID-19.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, pria yang akrab disapa Emil itu mendesak kepada warga Jabar untuk tetap memperhatikan imbauan dari pemerintah daerah.
"Ini sebetulnya hikmah, kalau taat terkendali, kalau tidak taat ini adalah contohnya (kasus COVID-19 melonjak). Jadi mau seganas apa jenis (virus)-nya, kuncinya disiplin," Emil.
Lebih lanjut Emil, mengatakan Pemprov Jabar akan membatasi masuknya wisatawan dari Jakarta ke Bandung Raya selama sepekan masa status siaga satu.
Polda setempat sudah menyiapkan beberapa posko penyekatan di sejumlah titik lokasi tertentu.
"Titiknya di mana saja itu kewenangan ada di Pak Kapolda. Pemerintah sudah menginstruksikan untuk itu," tutupnya.