Muhadjir Minta Vaksin Merah Putih Dikebut: Biar Akhir Pandemi Husnulkhatimah

13 Januari 2022 10:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendi. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendi. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
ADVERTISEMENT
Pemerintah terus menggenjot angka penyuntikan vaksin COVID-19 bagi seluruh masyarakat. Pengadaan vaksin impor hingga menciptakan vaksin dalam negeri yang dikenal dengan vaksin Merah Putih jadi solusi yang saat ini tengah dilakukan.
ADVERTISEMENT
Melihat tingginya angka kebutuhan vaksin, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta agar proses produksi vaksin dalam negeri dapat dipercepat. Ia berharap Kemenkes sebagai regulator untuk dapat segera mencari titik temu antara pemerintah dengan Industri sebagai produsen.
Sehingga jadwal rilis produk vaksin COVID-19 produksi dalam negeri dapat sesuai harapan dan arahan yang sebelumnya disampaikan Presiden Joko Widodo, yakni awal tahun 2022.
Hal itu disampaikan Muhadjir dalam agenda Rapat koordinasi yang turut dihadiri oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala BPOM Penny K. Lukito, perwakilan Kemensetneg, Kemendagri, Setkab, BRIN, Kementerian BUMN, dan perwakilan pengembang Vaksin Merah Putih.
"Ini supaya bisa dipercepat tanpa mengurangi kualitas, presisi dan akurasi dari produknya," ujar Muhadjir melalui keterangan tertulisnya, Kamis (13/1).
ADVERTISEMENT
Untuk mempercepat perilisan vaksin tersebut, Muhadjir menyebut pemerintah telah melakukan koordinasi termasuk riset dengan melibatkan industri hingga lembaga riset dan perguruan tinggi. Hal itu dimaksudkan agar vaksin tak hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga memiliki kualitas sama baiknya dengan vaksin impor lainnya.
Saat ini tercatat ada enam pengembang Vaksin Merah Putih, yakni Universitas Airlangga (UNAIR) bersama PT Biotis, PT Biofarma bersama Baylor College of Medicine, Universitas Indonesia (UI) bersama PT Etana, Institut Teknologi Bandung (ITB), PRBM Eijkman BRIN bersama PT Biofarma, Universitas Padjadjaran bersama PT Biofarma&Lipotek, serta Vaksin Nusantara.
"Perkembangan riset dan hilirisasi vaksin produksi dalam negeri ini dilakukan oleh triplehelix, yakni pemerintah, industri farmasi, dan lembaga riset/perguruan tinggi," ucap Muhadjir.
ADVERTISEMENT
Ke depan, Muhadjir berharap Vaksin Merah Putih buatan anak negeri ini dapat segera dirilis dan mendapatkan slot untuk vaksinasi nasional serta membantu mengakhiri pandemi COVID-19 di Indonesia.
"Kalau bisa kita mencapai target yang paling maksimal. Sehingga akhir penutup dari wabah kali ini kita akhiri dengan vaksin buatan dalam negeri. Itu dalam bahasa agamanya lebih 'husnulkhatimah' itu. Karena kita bangga bisa menancapkan bendera merah putih tinggi-tinggi karena kita bisa menyelesaikan dengan vaksin yang kita miliki," kata Muhadjir.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin juga mengusulkan bahwa Vaksin Merah Putih primer paling lambat untuk dirilis pada Maret 2022, vaksin primer anak paling lambat Juni 2022, vaksin booster dapat ditunda rilisnya menjadi bulan Agustus 2022.
ADVERTISEMENT
Namun hal ini, menurut Budi harus mempertimbangkan respons publik (public opinion) bagaimana jika vaksin primer diberikan dengan vaksin luar negeri dan booster diberikan vaksin COVID-19 dalam negeri.
Selain itu, pemerintah juga akan mengupayakan vaksin COVID-19 produksi dalam negeri untuk bisa diekspor ke luar negeri. Namun sebelum melakukan itu, pemerintah akan menerapkan azas kehati-hatian akan adanya varian COVID-19 baru untuk memastikan stok vaksin COVID-19 dalam negeri tetap mencukupi.