Muhadjir: Pemimpin Era Disrupsi Harus Luwes dan Adaptif, Jokowi Lakukan Itu

19 Desember 2021 10:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko PMK Muhadjir Effendy. Foto: Dok. humas Kemenko PMK
zoom-in-whitePerbesar
Menko PMK Muhadjir Effendy. Foto: Dok. humas Kemenko PMK
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan bahwa negara membutuhkan sosok pemimpin yang dapat menghadirkan solusi bagi permasalahan negara. Hal itulah yang kini dilakukan Presiden Joko Widodo.
ADVERTISEMENT
Terlebih pada era disrupsi seperti saat ini, menurutnya telah mendorong para pemimpin di berbagai sektor untuk mengubah praktik kepemimpinan demi keberlanjutan organisasi terjaga. Disrupsi teknologi, pandemi, dan meningkatnya jumlah milenial, bahkan menurutnya telah menuntut para pemimpin untuk memiliki cara berpikir luwes dan adaptif, serta kaya akan terobosan.
Hal itu disampaikan Muhadjir saat menjadi pembicara dalam webinar dengan tema Leadership Transformation in Technology, Millenial, and Pandemic Disruption yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Magister Manajemen Eksekutif angkatan 71 (MME71) Sekolah Tinggi Manajemen PPM.
”Cara berpikir luwes dan adaptif, serta berani membuat terobosan itu telah dipraktikkan oleh Presiden Joko Widodo pada masa awal Indonesia menghadapi pandemi," ujar Muhadjir melalui keterangan tertulisnya, Minggu (19/12).
Muhadjir lantas membeberkan sejumlah kebijakan Jokowi. Misalnya, memilih untuk menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang kemudian berubah menjadi pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
ADVERTISEMENT
Tak hanya berhasil menekan kasus penularan di Indonesia, kebijakan tersebut bahkan turut diapresiasi negara dunia karena dianggap efektif menekan kasus penularan.
"Melalui kebijakan tersebut, Indonesia diakui oleh dunia sebagai salah satu negara yang berhasil mengendalikan penyebaran COVID-19 karena kasus positif berangsur melandai dan kasus meninggal dunia juga makin kecil," ucap Muhadjir.
Negara memang tengah fokus pada penanganan corona. Tapi, bukan berarti penanganan penyakit lain jadi terlupakan.
Untuk itu, Kemenko PMK tetap menggalakkan program penanganan stunting karena angkanya masih di kisaran 27,6 persen, serta program-program lain yang terkait dengan sumber daya manusia.
Menko PMK Muhadjir Effendy saat menyampaikan keynote speech pada Kongres Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK). Foto: Dok. Humas Kemenko PMK
"Selain memiliki cara berpikir luwes dan adaptif, seorang pemimpin juga harus memiliki sifat filantropis, empati, dan altruis agar organisasi bisa dinamis dan berkelanjutan. Tanpa ketiga sifat itu, kemampuan seorang pemimpin belumlah lengkap," kata Muhadjir.
ADVERTISEMENT
"Selain fokus pada penguatan daya saing sumber daya manusia, Kemenko PMK juga memberi perhatian pada penguatan program perlindungan sosial," tutupnya.
Selain Muhadjir, sesi webinar tersebut turut menghadirkan Direktur Utama PT Semen Baturaja (Persero) Jobi Triananda Hasjim, Direktur Jaringan dan Layanan PT BRI (Persero) Tbk Arga M Nugraha, Presiden Direktur PT Prodia Widyahusada Tbk Dewi Muliaty, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, dan Kepala Desa Sekapuk (Gresik) Abdul Halim.
Rangkaian webinar tersebut menyajikan berbagai pengalaman dari narasumber mengacu pada lima praktik kepemimpinan yakni model the way, inspire a shared vision, challenge the process, enable others to act, encourage.