Muhadjir Sebut Strategi Hadapi Corona Berubah: Cegah Lebih Murah dari Mengobati

27 September 2020 9:20 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko PMK Muhadjir Effendy. Foto: Kemenko PMK
zoom-in-whitePerbesar
Menko PMK Muhadjir Effendy. Foto: Kemenko PMK
ADVERTISEMENT
Menko PMK Muhadjir Effendy menyebut pemerintah mulai mengubah strategi dalam menghadapi pandemi corona. Menurut dia, tadinya strategi yang digunakan pemerintah menghadapi corona bersifat kuratif atau penyembuhan.
ADVERTISEMENT
Sekarang, strategi diubah lebih kepada strategi pencegahan yang bersifat promotif soal peningkatan kesehatan. Hal ini disampaikan Muhadjir saat Rapat Kerja Himpunan Indonesia untuk Perkembangan Ilmu-ilmu Sosial (HIPIIS).
"Di masa pandemi ini, kita menyadari sehat itu benar-benar mahal. Strategi di balik itu, kita tengah berusaha untuk mengubah dari strategi kuratif menjadi strategi promotif dalam kesehatan. Karena ongkos untuk mencegah lebih murah dari mengobati," kata Muhadjir dalam keterangan Kemenko PMK, Minggu (27/9).
Dalam kesempatan itu, Muhadjir juga menyoroti beberapa perubahan mendasar perilaku masyarakat selama pandemi COVID-19. Misalnya, penggunaan masker sebagai hal yang wajib, dan penyemprotan disinfektan di ruang-ruang publik untuk mengatasi virus yang tidak ada wujudnya.
Contoh lain, perubahan pola belajar mengajar di sekolah atau universitas yang sebelumnya dilakukan secara tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pandemi corona juga mengubah target-target pembangunan nasional. Terutama, sektor pembangunan manusia yang saat ini lebih terfokus pada aspek penanganan virus COVID-19.
Ratusan calon penumpang KRL Commuter Line mengantre menuju pintu masuk Stasiun Bogor di Jawa Barat, Senin (8/6). Foto: Arif Firmansyah/ANTARA FOTO
Padahal, lanjut Muhadjir, masih banyak masalah lain yang harus diperhatikan. Mulai dari penanganan stunting, penanganan penyakit Tuberculosis (TB) dan Demam Berdarah (DBD) yang jumlah pengidapnya terus bertambah setiap tahun.
Oleh sebab itu, dalam kondisi pandemi seperti ini, Muhadjir menekankan pentingnya peran kajian ilmu sosial untuk mencari solusi di tengah wabah.
"Kajian ilmu sosial sangat bermanfaat untuk mempelajari bagaimana kondisi chaos, kondisi abnormal, dan kondisi yang tidak wajar ini dalam berbagai aspek kehidupan manusia," kata Muhadjir Effendy.
Selain itu, Muhadjir mengatakan, HIPIIS dan ilmuwan sosial akan memiliki peran penting sebagai penentu dan perumus kebijakan nasional di masa kini dan masa yang akan datang.
ADVERTISEMENT
"Saya melihat HIPIIS masih punya masa depan. Kita berharap HIPIIS bisa menjadi media menjadi sarana untuk memberikan ruangan yang luas yang bermakna sebagai ilmuwan sosial untuk terlibat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini," kata Muhadjir.
Dalam Rakernas HIPIIS itu, Muhadjir menyerahkan tampuk Ketua HIPIIS kepada Aidul Fitriciada Azhari yang menjabat sebagai ketua untuk periode 2019-2021.