Muhadjir soal Omicron: Kita Punya Pengalaman Hadapi Delta, Faskes Sangat Bagus

30 November 2021 12:19 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko PMK Muhadjir Effendy. Foto: Dok. humas Kemenko PMK
zoom-in-whitePerbesar
Menko PMK Muhadjir Effendy. Foto: Dok. humas Kemenko PMK
ADVERTISEMENT
Munculnya corona varian Omicron memaksa pemerintah dan seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Pengetatan pintu masuk jadi langkah terkini yang dapat dilakukan demi mencegah penularan varian baru yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan itu masuk ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Menko PMK Muhadjir Effendy meminta agar masyarakat tak perlu terlalu khawatir dalam menghadapinya. Berbekal pengalaman menghadapi varian Delta sebelumnya, menurutnya masyarakat Indonesia harusnya jauh lebih siap dalam menghadapi varian Omicron.
Terlebih saat ini Indonesia diuntungkan karena kondisi fasilitas dan layanan kesehatan sudah jauh lebih baik dari beberapa waktu sebelumnya.
"Kita, kan, sudah punya pengalaman dalam menghadapi varian Delta. Dengan adanya varian Delta itu juga banyak hikmah, misalnya sekarang kondisi faskes kita sangat bagus, ketersediaan oksigen kita sangat baik, kemudian tenaga medis kita juga lebih siap," ujar Muhadjir melalui keterangan tertulisnya, Selasa (30/11).
Ilmuwan Ospedale Pediatrico Bambino Gesu merilis ilustrasi penampakan virus corona varian Omicron yang menunjukkan mutasinya lebih banyak dibanding Delta. Foto: Ospedale Pediatrico Bambino Gesu / Handout via REUTERS
"Jadi banyak hikmah yang kita petik juga dari wabah," sambungnya.
Kondisi tersebut, kata Muhadjir, juga turut didukung data berdasarkan survei Kemendagri yang menyebut rata-rata tingkat imunitas masyarakat Indonesia terbilang tinggi, yakni mencapai 90% terutama di kota-kota besar. Artinya, masyarakat sudah cukup kebal menghadapi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Muhadjir memastikan hal itu tidak akan membuat pemerintah lengah dalam menghadapi ancaman varian Omicron ini. Mengingat berdasarkan penelitian, varian tersebut disebut dapat melemahkan kekebalan tubuh atau antibodi yang sudah diperoleh seseorang dari suntik vaksin.
"Tetapi memang yang kita khawatirkan kalau varian baru ini nanti bisa menghabisi kekebalan-kekebalan yang sudah didapat itu. Ini yang kita waspadai. Saat rapat, Pak Presiden sudah menugaskan khusus ke Pak Menkes untuk betul-betul memantau varian baru ini bahkan meminta agar di-update per-hari," pungkasnya.