Muhadjir Wanti-wanti Jangan Lagi Ada Gelombang COVID-19: Ekonomi Bisa Hibernasi

20 Desember 2021 14:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko PMK Muhadjir Effendy Meninjau Pelabuhan Merak dan Bakauheni. Foto: Dok. Humas Kemenko PMK
zoom-in-whitePerbesar
Menko PMK Muhadjir Effendy Meninjau Pelabuhan Merak dan Bakauheni. Foto: Dok. Humas Kemenko PMK
ADVERTISEMENT
Ekonomi Indonesia mulai bergairah setelah hampir dua tahun terpuruk akibat pandemi COVID-19. Akan tetapi, bayangan munculnya gelombang COVID-19 masih tetap ada dan dikhawatirkan kembali membuat perekonomian lesu.
ADVERTISEMENT
"Kita paling takut kalau sampai ada gelombang ketiga nanti ekonomi mengalami hibernasi lagi, bangkitnya lebih sulit itu," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat pidato di kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Senin (20/12).
Kekhawatiran Muhadjir cukup beralasan. Sudah membaiknya perekonomian saat ini mulai dirasakan dengan penurunan angka pengangguran. Awalnya, jumlah pengangguran mencapai 7 juta lebih, tetapi kini di angka sekitar 6 juta.
"Sebelum COVID-19 yang nganggur 7 juta sekarang ini berdasarkan penjelasan Bu Menteri Keuangan, angkanya turun walaupun sedikit, yaitu 6 juta lebih. Sering dengan bergairahnya ekonomi," ujar Muhadjir.
"Karena itulah kita sedang berupaya keras menjaga bagaimana COVID-19 ini jangan sampai jadi gelombang ketiga," beber Muhadjir.
ADVERTISEMENT
Ia menuturkan, tanpa COVID-19 saja, perluasan lapangan pekerjaan selalu menjadi tantangan pemerintah. Tercatat, ada 140 juta warga Indonesia dalam usia produktif yaitu 18 sampai 65 tahun. Jumlah itu terus bertambah seiring dengan lulusnya angkatan kerja baru.
Tiap tahun, tingkat SMA sederajat meluluskan 3,6 juta orang dengan hanya sekitar 1,8 juta yang lanjut ke pendidikan tinggi. Sisanya mereka akan bersaing di dunia kerja.
Dalam waktu yang sama, perguruan tinggi juga meluluskan 1,3 juta - 1,4 juta mahasiswa. Tentunya, Muhadjir menilai mereka juga ingin segera masuk dunia kerja.
"Jadi total paling enggak dibutuhan 3,6 juta lapangan kerja per tahun plus untuk menambah lapangan kerja yang masih belum dapat pekerjaan itu," kata Muhadjir.
ADVERTISEMENT
"Ini pekerjaan yang tidak mudah kita akui apalagi dengan wabah COVID-19 ini terpaksa semuanya mengalami koreksi maka tidak ada pilihan lain, kecuali kita harus betul-betul kerja lebih keras untuk menyiapkan lapangan kerja. Dan bagaimana supaya membekali para mahasiswa ketika keluar bisa menciptakan pekerjaan mendapatkan pekerjaan bahkan mengajak orang lain (kerja) bersama dirinya," pungkasnya.