Muhammadiyah Akan Beli Gereja di Spanyol untuk Pusat Kajian Islam

10 November 2022 20:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jalan Alcala, Madrid, Spanyol. Foto: REUTERS / Sergio Perez
zoom-in-whitePerbesar
Jalan Alcala, Madrid, Spanyol. Foto: REUTERS / Sergio Perez
ADVERTISEMENT
Pengurus Wilayah (PW) Muhammadiyah Jawa Timur berencana membeli sebuah bangunan rumah ibadah nonmuslim, yakni gereja di Alcalá de Henares, sekitar 35 kilometer di utara pusat kota Madrid, ibu kota Spanyol.
ADVERTISEMENT
Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur, Saad Ibrahim, kepada kumparan mengungkapkan rencana pembelian ini. Ia menjelaskan saat ini masih dalam tahap proses perundingan untuk membeli bangunan itu.
"Sekadar gambaran umum, letaknya di Alcalá, berdekatan dengan Madrid, ibu kota Spanyol. Luas tanah hampir 3 ribu [meter persegi], bangunan hampir 4 ribu meter persegi. Ini lagi proses perundingan," kata Saad, Kamis (10/11).
Saad belum memastikan peruntukan bangunan gereja itu bila sudah beralih kepemilikan ke Muhammadiyah. Tapi, pihaknya menyebut tak jauh-jauh digunakan untuk tempat aktivitas umat muslim, termasuk pusat kajian Islam.
"Untuk peruntukannya nanti dikaji lebih lanjut, masih dirancang, salah satunya untuk pusat kajian Islam," ujarnya.
"Tidak ada alasan khusus, semata untuk konteks menyebar rahmat ke berbagai penjuru dunia, bersama-sama membangun peradaban mulia bagi kemanusiaan universal," kata Saad.
Suasana buka puasa di biara gereja Santa Anna, Barcelona, Spanyol. Foto: Albert Gea/Reuters
Muhammadiyah mulai melirik gereja itu pada Oktober 2022.
ADVERTISEMENT
"Baru di bulan Oktober ketika kami berkunjung ke Spanyol," ujarnya.
Muhammadiyah lalu nego untuk membelinya dan masih berproses hingga kini.
Bangunan gereja itu juga ternyata masih aktif digunakan oleh para jemaatnya.
"Masih dipakai, waktu ke sana barusan ini kami menyaksikan ada sekitar 15 orang lagi mengikuti misa," tuturnya.
Saad belum menjelaskan mengapa pihak gereja berkenan menjual bangunannya itu dan berapa harga yang ditawarkan. Namun informasi yang beredar menyebutkan bahwa pengelola gereja memang memasarkan bangunan itu untuk dijual karena jemaat yang menyusut dan harga yang ditawarkan sekitar Rp 40 miliar.
"Nanti jika sudah tuntas pembeliannya kami akan rilis ke media," kata Saad.
Saad juga menegaskan, pusat aktivitas Muhammadiyah di luar negeri bukanlah barang baru. Ia mencontohkan adanya Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) dan Muhammadiyah Australia College (MAC).
ADVERTISEMENT