news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Muhammadiyah Banyuwangi soal Penurunan Plang Masjid: Selesaikan Konflik Internal

2 Maret 2022 12:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
(Kiri ke kanan) Ketua MUI Banyuwangi M. Yamin, Ketua PD Muhammadiyah Dr. H. Mukhlis Lahuddin, dan Plt Kepala Bakesbangpol M. Lutfi saat pertemuan mediasi konflik internal penurunan plang di masjid Al Hidayah (Dok Ist)
zoom-in-whitePerbesar
(Kiri ke kanan) Ketua MUI Banyuwangi M. Yamin, Ketua PD Muhammadiyah Dr. H. Mukhlis Lahuddin, dan Plt Kepala Bakesbangpol M. Lutfi saat pertemuan mediasi konflik internal penurunan plang di masjid Al Hidayah (Dok Ist)
ADVERTISEMENT
Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Banyuwangi, Jatim, merespons penurunan paksa plang ormas Islam tersebut di Masjid Al-Hidayah, Desa Tampo, Kecamatan Cluring, yang sempat viral di media sosial.
ADVERTISEMENT
PD Muhammadiyah Banyuwangi mendorong semua pihak untuk mengedepankan proses tabayun atau mediasi dalam persoalan apa pun. Termasuk dalam persoalan penurunan papan nama ormas Islam yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan tersebut.
“Dengan modal spiritual, modal sosial, modal kultural dan modal kearifan lokal, kita ikuti proses mediasi, proses hukum, proses pendekatan individu dan sosial dalam mewujudkan kehidupan menuju masa depan Banyuwangi yang lebih bermartabat, lebih baik dan berkemajuan,” kata Ketua PD Muhammadiyah Banyuwangi Mukhlis Lahudin dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Rabu (2/3).
PD Muhammadiyah Banyuwangi juga menyerukan kepada semua elemen masyarakat agar lebih bijak dalam bermedia sosial serta melakukan cek dan ricek terlebih dahulu sehingga tidak memperkeruh permasalahan yang sebenarnya merupakan konflik internal.
ADVERTISEMENT
“Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyuwangi menyerukan kepada semua elemen masyarakat, pengguna dan pegiat media sosial untuk bersikap adil, jujur dalam bermedia sosial, proporsional, santun dan turut serta menyelesaikan konflik internal tersebut dengan mengedepankan akal sehat, menghindari sikap arogan, kepongahan, kesombongan, dan memutarbalikkan fakta,” katanya.
Sejumlah warga di Banyuwangi membongkar plang Muhammadiyah. (Ist)
Mukhlis menambahkan, bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk, yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras, dan budaya.
Namun demikian, perbedaan tersebut bukan menjadi jurang pemisah, melainkan harus bisa hidup berdampingan, bersatu dalam kebinekaan guna mempertahankan dan merajut keutuhan suatu bangsa, yang selalu mengedepankan kebersamaan dalam rumah besar yaitu Bangsa Indonesia.
Muhammadiyah meyakini bahwa perbedaan pandangan, perbedaan paham keberagaman, perbedaan pendapat bila digelar secara jujur dan lugas dengan mengingat tanggung jawab yang besar pasti akan melahirkan pemikiran yang lebih segar, bermartabat dan muncul alternatif alternatif, ide ide kreatif yang pada akhirnya lahir penyelesaian yang lebih bermartabat dan bermanfaat besar bagi kemajuan umat manusia.
ADVERTISEMENT
Pihaknya pun mengajak semua pihak untuk menjadikan pembelajaran yang berharga atas kasus dan peristiwa Masjid Al Hidayah Desa Tampo Kec. Cluring ini serta tidak mengulang kesalahan yang sama di masa mendatang.
“Mari kita cari persamaan dan jangan memunculkan perbedaan perbedaan yang menimbulkan konflik berkelanjutan. Kita ini disebut hebat apabila kita banyak memberi kemanfaatan bagi yang lain, bukan banyak meminta dan merebut yang bukan haknya,” kata dia.

Seruan PD Muhammadiyah Banyuwangi

Demi menjaga dan merawat persaudaraan, mewujudkan harmoni sosial, meningkatkan ketenteraman serta keharmonisan antar warga masyarakat, maka Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyuwangi menyerukan kepada semuanya :
ADVERTISEMENT
A. Mari kita cari persamaan dan jangan memunculkan perbedaan perbedaan yang menimbulkan konflik berkelanjutan.
B. Kita ini disebut hebat apabila kita banyak memberi kemanfaatan bagi yang lain, bukan banyak meminta dan merebut yang bukan haknya.
C. Mari kita jadikan pembelajaran yang berharga atas kasus dan peristiwa Masjid Al Hidayah Desa Tampo Kec. Cluring ini untuk tidak mengulang kesalahan yang sama di masa mendatang.
D. Dengan modal spiritual, modal sosial, modal kultural dan modal kearifan lokal, kita ikuti proses mediasi, proses hukum, proses pendekatan individu dan sosial dalam mewujudkan kehidupan menuju masa depan Banyuwangi yang lebih bermartabat, lebih baik dan berkemajuan.

Latar Belakang

Seperti diketahui, sejumlah warga menurunkan paksa plang Muhammadiyah yang berada di area Masjid Al-Hidayah Desa Tampo, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi. Penurunan paksa papan nama tersebut viral di media sosial.
ADVERTISEMENT
Ada tiga plang Muhammadiyah yang diturunkan paksa oleh warga. Yakni plang bertuliskan "Pusat Dakwah Muhammadiyah Tampo", "Pimpinan 'Aisyiyah Ranting Tampo", dan "TK 'Aisyiyah Bustanul Athfal Tampo".
Penurunan plang ini berangkat dari permasalahan internal antara pewaqif (pemberi tanah wakaf) tanah masjid dengan pihak nadzir (penerima wakaf). Sebab, sedari awal masjid tersebut diperuntukkan bagi masyarakat umum, tidak terkhusus untuk ormas tertentu.