MUI Buka Suara soal Boneka Arwah yang Dijadikan Anak Asuh Selebriti

3 Januari 2022 15:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
Kolase boneka bayi artis. Foto: dok. Instagram
zoom-in-whitePerbesar
Kolase boneka bayi artis. Foto: dok. Instagram
ADVERTISEMENT
Belakangan ini media sosial ramai dengan munculnya tren baru mengadopsi spirit doll atau boneka arwah. Sejumlah selebgram dan selebriti memamerkan boneka anak mereka ke media sosial hingga menimbulkan respons yang beragam dari warganet.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Cholil Nafis buka suara soal fenomena tersebut.
Ia menegaskan bahwa boneka mainan adalah benda mati dan tidak benar diadopsi untuk diperlakukan seperti anak. Terlebih jika boneka tersebut diduga dimasuki arwah.
Ketua Komisi Dakwah MUI, Cholil Nafis. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
"Tidak boleh anak dari benda mati. Punya boneka sebagai mainan boleh. Kalau diisi atau dipersepsikan tempat arwah hukumnya tidak boleh memelihara makhluk halus," tegasnya.
"Kalau disembah musyrik [orang yang menyekutukan Allah], tapi kalau berteman saja berarti berteman dengan jin," imbuh Cholil.
Boneka arwah saat ini juga mudah ditemukan di sejumlah e-commerce atau toko online. Seperti salah seorang selebgram juga diketahui menjual boneka spirit tersebut dan menawarkannya di media sosial. Harganya mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
ADVERTISEMENT
Cholil menyebut, membeli boneka untuk tujuan mistis merupakan tindakan syirik. Supaya tidak terjebak dan menuhankan selain Allah, lebih baik uang yang dimiliki disumbangkan kepada anak yatim dan dhuafa.
"Baiknya uang yang dimiliki disumbangkan kepada anak yatim dan dhuafa daripada memelihara boneka yang mistis itu," pungkasnya.

Mulai Populer di Thailand Tahun 2014

Boneka Luk Thep yang dijual di Thailand Foto: Shutter Stock
Bila ditelisik, spirit doll atau boneka arwah awalnya muncul di Thailand sekitar tahun 2014.
AFP dalam artikelnya pada tahun 2016 menulis, di Thailand boneka itu bisa disebut luuk thep (malaikat anak), boneka mahal yang harganya bisa mencapai 600 dolar kala itu [jika pakai kurs sekarang sekitar Rp 8,6 juta).
Boneka itu pertama kali dipopulerkan oleh selebriti yang mengeklaim bahwa mendandani dan memberi makan boneka itu telah membawa mereka sukses secara profesional. Orang-orang yang percaya mengatakan boneka -- banyak di antaranya diberkati dan memiliki tulisan suci yang digambar oleh seorang biarawan -- mengandung roh anak sungguhan dan harus diperlakukan sebagai makhluk hidup.
ADVERTISEMENT
Mereka percaya, mereka yang menjaga boneka tersebut seperti anggota keluarga, akan beruntung. Akibatnya, boneka plastik itu dipesankan tempat duduk di meja restoran, bioskop, dan bahkan di pesawat terbang.
Lebih dari 90 persen orang Thailand mengidentifikasi diri mereka sebagai Buddhis. Tetapi agama Buddha di negara itu dikenal dengan sinkretismenya, memadukan banyak tradisi animisme dan Hindu ke dalam ibadah sehari-hari.
Banyak orang Thailand sangat percaya pada roh baik dan jahat -- dan bahwa persembahan atau jimat keberuntungan terbaru akan menangkal karma buruk.
Pada akhir 2000-an, mengenakan jimat besar menjadi barang "wajib" -- sering kali dijual seharga ribuan dolar -- setelah kematian seorang perwira polisi populer yang mengeklaim jimat itu membantunya menyelesaikan kasus pembunuhan.
ADVERTISEMENT
Tren boneka arwah juga telah memecah belah warga Thailand. Ada yang pro, tapi tak sedikit yang mencemoohnya sebagai tipu muslihat komersial dan simbol merendahkan agama Buddha.
"Kadang-kadang saya panik ketika melihat mereka di kereta," aku Lakkhana Ole, seorang warga Bangkok yang semakin sering melihat boneka di sekitar kota.