MUI Jabar Cari Tahu soal Musyawarah Ulama yang Direstui Habib Rizieq

15 Oktober 2019 16:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Habib Rizieq Syihab. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Habib Rizieq Syihab. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
MUI Jabar memberi tanggapan soal diadakannya Musyawarah Ulama atau Ijtima Ulama di Hotel Grand Asrilia, Kota Bandung, tanggal 15 hingga 17 Oktober. Kegiatan tersebut diketahui mendapat dukungan dari Habib Rizieq Syihab.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Umum MUI Jabar Rafani Achyar mengaku dirinya telah coba mengkonfirmasi ke berbagai pihak terkait kegiatan tersebut. Hasilnya, dia menilai belum ada kejelasan organisasi atau instansi yang mengadakan kegiatan tersebut.
Rafani menambahkan, beberapa tokoh di Jabar termasuk pemimpin FPI DPD Jawa Barat Abdul Qohar Al Qudsy heran adanya kegiatan tersebut. Kalaupun memang benar mengumpulkan ulama, kata Rafani, ulama mana yang dimaksud oleh Ustaz Asep selaku penginisiasi kegiatan.
"Saya belum dapat kepastiannya dia mengatasnamakan bendera apa. Jadi apakah 212 atau FPI, atau yang lain ini sampai tadi enggak jelas. Tapi saya dengar juga di internal mereka, ada beberapa tokoh Jawa Barat juga enggak setuju dengan langkah mereka," kata Rafani ketika dikonfirmasi wartawan, Selasa (15/10).
ADVERTISEMENT
Rafani menuturkan, dirinya juga telah mengkonfirmasi kepada pihak hotel. Menurut dia, pihak hotel mengatakan akan hadir sekitar 170 orang yang belum diketahui identitas kelompoknya.
"Saya cek ke pihak hotel, pemilik hotel teman saya. Saya hanya terima pesanan Asep Syafrudin, lembaga dan benderanya apa. Kemudian, ya kalau dari informasi hotel, katanya ada sekitar 170 daya tampung, itu juga enggak jelas dari mana," ungkap dia.
Meski demikian, Rafani menilai pertemuan atau perkumpulan merupakan hak masing-masing warga negara. Akan tetapi, apabila tujuan diadakannya musyawarah ialah untuk membuat kegaduhan apalagi membatalkan pelantikan presiden, MUI tegas tak setuju.
"Tapi kalau dimaksudkan untuk membuat gaduh atau untuk menghambat pelantikan presiden dan wakil presiden, jelas kami tidak setuju," tutur Rafani.
ADVERTISEMENT
"Kami bisa menganjurkan siapa pun tidak boleh datang," lanjut dia.
Mengenai izin diadakannya kegiatan, Rafani menyerahkan sepenuhnya kepada pihak yang berwenang yakni kepolisian. Sebab, sambung dia, MUI hanya berupaya memberi pemahaman kepada masyarakat bukan melakukan pengawasan.
"Jadi, menurut kami, ini tergantung pada kepolisian apakah mau kasih izin atau apalah itu pada kepolisian," ungkap dia.
Sebelumnya, melalui rekaman video berdurasi 1 menit 11 detik, Habib Rizieq Syihab mendukung diadakannya Musyawarah Ulama di Bandung. Dia pun berharap kegiatan tersebut dapat berjalan sukses dan diberkahi oleh Allah Swt.
"Assalamualaikum Wr Wb, saya dan kawan-kawan dan segenap panitia yang akan menyelenggarakan musyawarah ulama dan tokoh ulama se-Indonesia di Bandung pada tanggal 15-17 Oktober 2019 yang akan datang. Insyaallah musyawarah tersebut akan digelar dengan sukses dan berkah," kata Habib Rizieq.
ADVERTISEMENT
"Maka itu, saya dari kota suci Makkah Al-Mukaromah, mendukung sepenuhnya pelaksanaan musyawarah ulama dan tokoh umat se-Indonesia yang akan digelar di Bandung tersebut," lanjut dia.