MUI Nilai Pemicu Aksi Terorisme Tak Tunggal, Game Juga Berpotensi

27 Maret 2019 2:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh (kanan) di Kantor MUI ketika membuka FGD terkait isu keterkaitan game PUBG dengan peristiwa teror, Selasa (26/3). Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh (kanan) di Kantor MUI ketika membuka FGD terkait isu keterkaitan game PUBG dengan peristiwa teror, Selasa (26/3). Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Majelis Ulama Indonesia menilai ada sejumlah hal yang dapat menjadi pemicu aksi terosisme, mulai dari ajaran sesat hingga isu SARA. Namun, saat ini menurut Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Niam Sholeh, game online juga berpotensi memicu aksi teror.
ADVERTISEMENT
“Bisa jadi doktrin kekerasan itu muncul dari kebiasaan yang terus dialami di dalam dunia maya, salah satunya kekerasan berbasis game online ini,” kata Niam di Kantor MUI, Jakarta, Selasa (26/3).
Oleh karena itu, Ni'am menilai perlu adanya antisipasi agar game online tak berdampak negatif dan memicu aksi terorisme.
“Dipaparkan secara detil oleh KPAI, ada banyak anak jadi korban game akut, sampai kemudian masuk rumah sakit jiwa, sampai anak memukul orang tua, karena main game. Ini kan fakta, masa kita diam dalam kondisi ini,” ucapnya.
Sebelumnya, game Player Unknown Battleground (PUBG) mendapat sorotan tajam setelah insiden penembakan di dua masjid di Selandia Baru, Jumat (15/3) lalu.
Merespons isu game itu, MUI mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan sejumlah pihak mendalami dampak game online secara menyeluruh. Di antaranya ahli psikologi, asosiasi E-Sport, KPAI, Kemenkominfo, dan Kantor Sekretariat Kepresidenan.
ADVERTISEMENT
Meski, dalam kasus penembakan di Selandia Baru itu, Niam menilai pemicunya condong kepada isu ras.
“Klaim (keterkaitan PUBG dengan teror) itu harus kita buktikan, kita tidak boleh alpa. Semua yang bisa memicu terjadinya kekerasan, radikalisme, dan juga terorisme, harus diantisipasi,” ungkapnya.