MUI Segera Rapat Bahas Pengganti Ketum Miftachul Akhyar

9 Maret 2022 18:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketum MUI K.H. Miftachul Akhyar pada penutupan Ijtima Ulama Ke-7 Komisi Fatwa MUI, Kamis (11/11/2021). Foto: YouTube/MUI
zoom-in-whitePerbesar
Ketum MUI K.H. Miftachul Akhyar pada penutupan Ijtima Ulama Ke-7 Komisi Fatwa MUI, Kamis (11/11/2021). Foto: YouTube/MUI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
KH Miftachul Akhyar memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum MUI, lantaran ada aspirasi di internal PBNU agar tak rangkap sebagai Rais Aam PBNU.
ADVERTISEMENT
Lalu siapa penggantinya?
Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Niam Sholeh, mengatakan MUI sudah menerima surat pengunduran diri Miftachul Akhyar. Surat itu akan dibahas dalam rapat pimpinan MUI.
"MUI sudah menerima surat tersebut, selanjutnya akan dilakukan rapat membahas surat tersebut dan disesuaikan dengan aturan internal organisasi," ucap Ni'am saat dikonfirmasi, Rabu (9/3).
Ni'am yang juga Katib Suriah PBNU mengatakan secara pribadi menghormati langkah yang diambil Kiai Miftah. Tapi, keputusan berikutnya kembali pada aturan organisasi.
"Akan ditempuh sesuai mekanisme organisasi," ucap Ni'am soal pengganti Kiai Miftah.
Sementara itu, jika melihat struktur. Saat ini ada 3 wakil ketua umum MUI di bawah Miftachul Akhyar, yaitu:
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Kiai Miftah mengatakan telah mengirimkan surat pengunduran diri dari jabatan Ketua Umum MUI. Dia mengutarakan ada aspirasi agar tak rangkap jabatan dengan PBNU.
"Di saat ahlul halli wal aqdi (Ahwa) Muktamar ke-34 NU menyetujui penetapan saya sebagai Rais Aam, ada usulan agar saya tidak merangkap jabatan. Saya langsung menjawab sami'na wa atha'na (kami dengarkan dan kami patuhi). Jawaban itu bukan karena ada usulan tersebut, apalagi tekanan," kata Kiai Miftah saat memberikan pengarahan dalam Rapat Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah PBNU di Kampus Unusia Parung, Bogor, Rabu (9/3) dikutip dari laman NU.
KH Miftachul kemudian menceritakan proses pemilihan dirinya menjadi Ketua Umum MUI pada akhir November 2020. Hampir dua tahun sebelumnya, dirinya dirayu dan diyakinkan untuk bersedia jadi Ketua Umum MUI.
ADVERTISEMENT
"Semula saya keberatan, tapi kemudian saya takut menjadi orang pertama yang berbuat 'bid'ah' di dalam NU. Karena selama ini Rais Aam PBNU selalu menjabat Ketua Umum MUI," jelasnya.
KH Miftah menambahkan, dirinya merasa 'bid'ah' itu sudah tidak ada lagi. Sehingga dirinya berkomitmen untuk merealisasikan janji di hadapan Majelis ahlul halli wal aqdi dengan mengajukan pengunduran diri dari jabatan Ketua Umum MUI.