MUI soal Napoleon vs Kece: Agama Isu Sensitif, Penegak Hukum Harus Cepat Tanggap

20 September 2021 9:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas memberikan sambutan saat acara penggalangan dana untuk pembangunan Rumah Sakit Indonesia Hebron Palestina di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Kamis (1/5). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas memberikan sambutan saat acara penggalangan dana untuk pembangunan Rumah Sakit Indonesia Hebron Palestina di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Kamis (1/5). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Waketum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas angkat bicara terkait dugaan penganiayaan yang dilakukan terpidana kasus suap penghapusan red notice Irjen Napoleon Bonaparte terhadap tersangka penistaan agama Muhammad Kece.
ADVERTISEMENT
Dugaan penganiayaan itu terjadi di Rutan Bareskrim Polri. Baik Irjen Napoleon dan Kece sama-sama ditahan di rutan tersebut.
Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas mengatakan pelajaran yang harus diambil dari peristiwa ini adalah sebagai manusia biasa dan orang yang beriman memiliki batas kesabaran.
"Kita tahu Napoleon Bonaparte itu bukan orang sembarangan dan bukan orang yang tidak mengerti hukum tapi malah sangat-sangat mengerti bahkan beliau adalah salah seorang penegak hukum. Tapi kalau agamanya dan keimanannya dihina, diremehkan dan direndahkan, maka sebagai manusia biasa dan sebagai manusia yang beriman tentu batas kesabarannya juga ada," ujar Anwar Abbas dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Senin (20/9).
Terdakwa kasus suap penghapusan red notice Djoko Tjandra, Irjen Pol Napoleon Bonaparte menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (8/2). Foto: Reno Esnir/ANTARA FOTO
Ia menegaskan, setinggi apa pun jabatan seseorang atau sehebat apa pun pengetahuan hukumnya, kalau agamanya diganggu, maka selain rasio pemikiran, yang akan berbicara adalah keimanannya juga.
ADVERTISEMENT
"Karena keimanannya diganggu dan diremehkan apalagi setelah melihat sikap si pelaku yang mencla-mencle dan tidak mau mengakui kesalahannya bahkan terkesan arogan serta memang punya niat tidak baik, maka Napoleon pun bertindak dengan menghajar yang bersangkutan dan karena dia sadar tindakannya itu menyalahi hukum maka dia pun mengatakan saya siap untuk menanggung risikonya kata beliau," imbuhnya.
Karena hal itu, ia berharap pemerintah khususnya penegak hukum segera cepat tanggap dalam masalah yang menyangkut pelecehan agama. Anwar Abbas menilai sikap cepat tanggap itu penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan warga.
"Oleh karena itu dari peristiwa ini ke depan kita harus benar-benar bisa menyadari bahwa masalah agama itu sangat sensitif. Untuk itu kita mengharapkan agar negara dan para penegak hukum hendaknya benar-benar cepat tanggap bila ada masalah-masalah yang menyangkut pelecehan-pelecehan terhadap masalah agama," pungkasnya.
YouTuber Muhammad Kece, tersangka dugaan penistaan agama tiba di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (25/8/2021). Foto: Laily Rahmawaty/ANTARA
Kece menjadi berita pada bulan Agustus 2021 setelah dilaporkan ke polisi dalam kasus penodaan agama Islam lewat akun YouTube-nya. Kece kemudian kabur ke Bali dan berhasil ditangkap di tengah sawah saat dia berusaha menghindari penangkapan polisi.
ADVERTISEMENT
Pengacaranya menyatakan Kece dulunya muslim kemudian pindah agama pada tahun 2001. Saat ini dia berposisi sedikit di bawah pendeta yang menyiarkan keyakinannya.
“Sedikit di bawah pendeta. Setelah dia meninggalkan keyakinan lama, dibaptis. Dia semata-mata bukan YouTuber, tapi juga pendeta,” kuasa hukum Kece, Sandi E Situngkir, pada 27 Agustus 2021.

Surat Terbuka Irjen Napoleon

Pada Minggu (19/9/2021), beredar surat terbuka yang ditulis oleh Irjen Napoleon Bonaparte. Ada lima poin yang dituliskan oleh Napoleon terkait Muhammad Kece. Salah satunya adalah ia tak terima dengan penghinaan agama yang dilakukan Kece.
Muhammad Kece diduga dianiaya Irjen Napoleon di Rutan Bareskrim. Foto: Dok. Istimewa
Berikut adalah isi surat tersebut seperti dikutip sesuai aslinya:
Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air,
Sebenarnya saya ingin berbicara langsung dengan saudara-saudara semua, namun saat ini saya tidak dapat melakukannya.
ADVERTISEMENT
Terkait simpang siurnya tentang penganiayaan terhadap KACE, dapat saya jelaskan sebagai berikut:
1. Alhamdulillah bahwa saya dilahirkan sebagai seorang MUSLIM dan dibesarkan dalam ketaatan agama ISLAM yang RAHMATAN LIL ALAMIN.
2. Siapapun bisa menghina saya, tapi TIDAK dengan Allah-ku, AL-QURAN, Rasulullah SAW, dan akidah Islamku. Karenanya, saya bersumpah akan melakukan tindakan terukur apa pun kepada siapa saja yang berani melakukannya.
3. Selain itu, perbuatan KACE dan beberapa orang tertentu telah SANGAT MEMBAHAYAKAN persatuan, kesatuan, dan kerukunan umat beragama di Indonesia.
4. Saya sangat menyayangkan bahwa sampai saat ini PEMERINTAH belum juga menghapus SEMUA konten di media, yang telah dibuat dan dipublikasikan oleh manusia-manusia tak beadab itu.
5. Akhirnya, saya akan mempertanggungjawabkan semua tindakan saya terhadap KACE.. apa pun risikonya.
ADVERTISEMENT
Semoga kita semua selalu berada dalam perlindungan ALLAH SWT dan hidup rukun sebagaimana yang ditauladani oleh para pendiri bangsa kita.
Jakarta, September 2021