Muncul Klaster Takziah di Kabupaten Sleman, 44 Orang Positif Corona

29 Maret 2021 11:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Kasus corona di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih tinggi. Terbaru, ditemukan klaster takziah di Blekik, Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, dengan total 44 orang positif corona.
ADVERTISEMENT
Kasus ini bermula dari seorang warga meninggal dunia, namun bukan dikarenakan COVID-19, 15 Maret 2021. Kemudian, sejumlah warga datang untuk melayat.
Selang beberapa hari, anak dari warga yang meninggal mengalami gejala COVID-19. Setelah dilakukan tes swab antigen pada 23 Maret, ternyata dia dan anggota keluarga lainnya positif corona.
"Kemarin sudah saya tanyakan ke Kabupaten (Sleman) yang Sardonoharjo, dan memang betul ada yang semula dari takziah. Itu ternyata tuan rumahnya, (anak dari yang meninggal) kemudian ada gejala lalu periksa dan positif. Lalu kemudian yang kontak kemarin semuanya di antigen," ujar juru bicara Pemda DIY untuk Penanganan COVID-19, Berty Murtiningsih, di sela-sela meninjau vaksinasi ASN di Jogja Expo Center (JEC), Kabupaten Bantul, Senin (29/3).
ADVERTISEMENT
Dinkes Sleman kemudian melakukan swab antigen pada 24 Maret lalu terhadap para pelayat yang datang. Dari total 148 orang yang dites, 22 di antaranya positif corona.
"Jadi tanggal 24 Maret, tim puskesmas ke Blekik menindaklanjuti swab antigen dan PCR. Yang lolos tracing, artinya tidak ada kontak itu 16. Yang di-swab antigen 148 orang. Yang positif antigen 22 orang," jelas Berty.
Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan COVID-19, Berty Murtiningsi. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Kemudian pada 26 Maret tracing kembali dilakukan. Total ada 174 orang yang dilakukan swab antigen massal. Hasilnya, 22 orang lagi ditemukan positif.
"Tidak lanjut hasil positif antigen dievakuasi ke shelter Rusun Gemawang. Iya (total 44)," kata dia.
Seluruh 44 orang yang positif swab antigen ini kemudian dilakukan tes PCR untuk mendiagnosa COVID-19 di tubuh mereka. Saat ini, hasil tes masih menunggu hasil, namun mereka semua diperlakukan sama seperti orang positif corona lewat PCR.
ADVERTISEMENT
"Kita tetap perlakukan sebagai positif perlakuannya," ucap dia.
Sementara bagi mereka yang negatif tetap diminta untuk melakukan karantina mandiri di rumahnya masing-masing. Ia mengimbau karantina setidaknya bisa dilakukan selama 10 hari.
Sementara itu, Wakil Sekretariat Gugus Tugas Penanganan COVID-19 DIY, Biwara Yuswantana, telah meminta Satgas di desa tersebut untuk dilakukan pengetatan.
"Iya betul ada itu (klaster takziah). Iya kalau itu kan malah kebijakan DIY lebih intens lagi untuk 3T," ungkap Biwara.
"Makanya fungsi dari Satgas desa menjadi penting mengawasi masyarakat di desa. Dan juga ini perlu kesadaran masyarakat bahwa kondisinya masih seperti ini kita perlu betul-betul hati-hati," tutup dia.