Muncul Lagi Varian Corona yang Dikhawatirkan Ilmuwan: C.1.2 di Afsel

13 September 2021 11:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Virus Corona. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Virus Corona. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 saat ini masih terus bermutasi. Setelah dunia digegerkan dengan kemunculan varian Mu di Kolombia dan Lambda, Peru, ilmuwan kini mendeteksi varian baru virus corona: varian C.1.2.
ADVERTISEMENT
Dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI, Senin (13/9), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan varian C.1.2 ini pertama teridentifikasi di Afrika Selatan. Varian ini, menurut Budi, sangat dikhawatirkan oleh banyak ilmuwan.
“Sedangkan varian yang paling baru, C.1.2, ini keluar di Afsel. Kenapa banyak ilmuwan sangat khawatir dengan varian ini? Karena varian ini mutasinya banyak sekali, sama seperti lainnya mereka dilihat bisa menghindari sistem imunitas kita yang sudah terbentuk berdasarkan varian-varian sebelumnya,” ungkap Budi.
Ia mengatakan, saat ini Kementerian Kesehatan tengah mengamati tiga varian baru dari dekat, yaitu varian Lambda, varian Mu, dan varian C.1.2 ini.
“Untuk Lambda dan Mu sudah dimasukkan kategori VoI [Variant of Interest] oleh WHO dan keduanya ditemukan di Amerika Selatan. Lamda sudah ada di 42 negara, Mu lebih cepat ada di 49 negara,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Menkes Budi Gunadi Sadikin memberikan sambutan saat menerima bantuan 500 ton oksigen dari Indonesia Morowali Industrial Park Sulawesi Tengah. Foto: Nick Hano/VOXPP
“Analisa secara scientific masih dilakukan [mengenai] apa dampaknya, tapi yang paling sering keluar di jurnal-jurnal adalah bahwa kedua varian ini memiliki kemampuan untuk menghindari imunitas atau kekebalan dari tubuh kita, sehingga efektivitas dari vaksin akan menurun terhadap kedua varian ini,” lanjut Budi.
Dikutip dari Al Jazeera, varian C.1.2 ini masih belum dikategorikan sebagai Variant of Interest oleh WHO, tak seperti Lambda dan Mu.
Sebuah studi pra-cetak oleh Institut Nasional Penyakit Menular Afrika Selatan mengatakan, varian C.1.2 ini pertama diidentifikasi di Provinsi Gauteng dan Mpumalanga pada Mei 2021.
Sejak penemuan itu, varian ini mulai terdeteksi di sejumlah provinsi Afsel lain dan juga di negara-negara lainnya seperti Kongo, Mauritius, Selandia Baru, Portugal, dan Switzerland.
ADVERTISEMENT
Belajar dari penyebaran varian Delta di Indonesia yang sungguh masif, Budi menegaskan pentingnya melakukan penjagaan ketat atas perbatasan negara.
“Penting bagi kita untuk menjaga border kita, pintu-pintu masuk internasional kita, memperketat entry dan exit, termasuk disiplinkan proses karantina,” pungkasnya.