Muncul Pertama Kali Usai Kudeta, Aung San Suu Kyi Hadir Virtual di Pengadilan

1 Maret 2021 14:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pengunjuk rasa memegang gambar Aung San Suu Kyi, saat aksi unjuk rasa di Yangon, Myanmar, Senin (8/2). Foto: Stringer/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pengunjuk rasa memegang gambar Aung San Suu Kyi, saat aksi unjuk rasa di Yangon, Myanmar, Senin (8/2). Foto: Stringer/REUTERS
ADVERTISEMENT
Aung San Suu Kyi akhirnya menampakkan diri di publik pada Senin (1/3/2021). Secara virtual, Suu Kyi hadir di pengadilan dakwaan usai kudeta terhadap dirinya.
ADVERTISEMENT
Suu Kyi yang hadir secara virtual di pengadilan Naypyitaw dalam persidangan yang digelar tertutup.
Salah seorang pengacara Suu Kyi, Min Min Soe, mengatakan kliennya nampak sehat. Suu Kyi hanya kehilangan berat badan sedikit.
Pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi. Foto: Jorge Silva/REUTERS
Soe mengatakan, tidak banyak yang dikatakan Suu Kyi. Pemimpin Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) itu hanya meminta segera bertemu pengacaranya, demikian dikutip dari Reuters.
Saat ini Suu Kyi sudah didakwa kepemilikan enam walkie-talkie ilegal dan melanggar aturan selama pandemi COVID-19 karena menggelar kampanye.
Pada Senin (1/3/2021), Suu Kyi dijatuhi dakwaan terbaru yaitu mengizinkan publikasi informasi yang dapat menyebabkan ketakutan atau mengganggu ketenangan publik.
Para pengunjuk rasa saat protes menentang kudeta militer dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Yangon, Myanmar, Sabtu (13/2). Foto: Stringer/REUTERS
Rencana sidang lanjutan terhadap Suu Kyi bakal digelar pada 15 Maret 2021.
ADVERTISEMENT
Suu Kyi dikudeta dari kekuasaannya di Myanmar pada 1 Februari 2021. Sejak saat itu Suu Kyi ditahan militer.
Junta militer menyatakan, Suu Kyi ditahan di rumah salah satu jenderal atas alasan keamanan.
Sejak penahanan Suu Kyi, kondisi Myanmar mencekam. Demo besar terjadi setiap hari.
Pada Minggu (28/2/2021), terjadi demo paling berdarah usai kudeta. Sebanyak 18 orang tewas akibat tembakan dari aparat keamanan yang mencoba membubarkan demo.