Muncul Virus Baru Langya di China, Kemenkes Sebut Masih Varian Under Monitoring

11 Agustus 2022 18:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus Langya. Foto: CI Photos/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus Langya. Foto: CI Photos/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di tengah situasi pandemi COVID19 yang belum usai, kini muncul virus baru yang disebut Langya henipavirus atau LayV di China.
ADVERTISEMENT
Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Taiwan mengatakan hingga kini sudah ada 35 orang yang terinfeksi di negaranya.
Merespon virus baru ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut pihaknya masih mempelajari virus itu. Ia juga menegaskan saat ini LayV belum masuk variant of concern (VOC) WHO.
“Virus yang dari China, kita sedang pelajari karena baru keluar ya. Karena belum masuk ini variant of concern nya WHO,”
Budi menjelaskan, ada beberapa tahapan yang harus dilewati untuk memperoleh tanggapan serius, yakni mulai dari variant under monitoring, variant of interest, baru variant of concern seperti yang saat ini berlaku pada Omicron.
Menurut Budi masih terlalu dini bila pemerintah Indonesia mengambil tindakan saat kasusnya masih masuk variant under monitoring WHO.
ADVERTISEMENT
“WHO kan kalau masuk jadi varian under monitoring, kemudian masuk variant of interest, dan kemudian baru varian of concern. Nah sekarang ini belum masuk varian under monitoring, jadi masih sangat dini,” jelas Budi.
Variants under monitoring (VUM), atau sebelumnya dikenal sebagai alerts for further monitoring, adalah varian dengan perubahan fenotipe yang diperkirakan dapat merugikan tetapi belum didukung oleh temuan epidemiologi yang signifikan.
Sementara untuk Variants of Interest (VOI) ditandai dengan mutasi asam amino yang menyebabkan perubahan fenotipe virus. Varian ini diprediksi dapat mengubah kondisi epidemiologi, antigenisitas, dan virulensi virus.
Sementara untuk Variant of Concern (VOC), varian mengandung dua komponen VOI, yang disertai peningkatan penularan dan virulensi. Sehingga terjadi perubahan epidemiologi dan manifestasi klinis yang merugikan, termasuk penurunan efektivitas pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, dan vaksinasi.
ADVERTISEMENT
Klasifikasi VOC ini harus melalui penilaian menyeluruh untuk memperoleh data yang signifikan.
Berdasarkan unggahan WHO pada 12 April 2022, setidaknya ada dua varian virus yang masuk dalam VOC yaitu COVID-19 varian Delta dan Omicron.