Mutasi Virus Corona 10 Kali Lebih Menular Ditemukan di Jakarta hingga Yogya

31 Agustus 2020 15:46 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Universitas Airlangga (Unair) menyebut mutasi virus corona, Sars-Cov-2 menjadi D164G telah ditemukan di Indonesia. Mutasi ini diduga kuat oleh para ahli membuat virus 10 kali lebih menular.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kepala Lembaga Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio. Hal ini awalnya diketahui dari proses whole genome sequencing untuk membuat vaksin Merah Putih.
"Terkait mutasi virus corona, pertama dapat dilaporkan dari 22 whole genome sequencing yang sudah di-submit seluruh institusi di Indonesia dari Surabaya, Bandung, Yogya, LIPI, dan Eijkman, ternyata ada 8 yang mengandung mutasi D614G dengan distribusinya di bulan Mei itu dilaporkan Unair," kata Amin dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Senin (31/8).
"Kemudian yang 7 adalah belakangan dari Tangerang, Yogya, Bandung, dan Jakarta," sambungnya.
Saat ini, para peneliti masih terus menguatkan proses pengurutan genom dari virus asli Indonesia. Selain demi vaksin, ini juga akan berdampak ke penemuan D614G secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
"Saat ini temen-temen yang sudah men-submit sedang berupaya keras mendapatkan whole genome baru untuk mengetahui seberapa luas distribusinya di Indonesia," tutur da.
"Di dunia ada 70-80 persen isolat corona virus yang mengandung mutasi D614G itu," sambung Amin.
Ilustrasi virus corona China buatan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, CDC. Foto: Alissa Eckert, MS; Dan Higgins, MAM/CDC/via REUTERS
Apa bahaya mutasi virus corona D614G?
Dr. Bette Korber, seorang ahli biologi komputasi dan ahli genetika populasi mengatakan, bahwa varian D614G sekarang tampak dominan di mana-mana, termasuk di China.
Situasi ini menunjukkan bahwa bahaya dari D614G adalah kemampuannya yang mungkin lebih mudah menyebar di antara manusia daripada virus versi aslinya.
Dr Korber pernah mengatakan di makalah penelitiannya yang terbit pada Juli 2020, varian D614G sangat begitu dominan hingga kini menjadi pandemi secara global. Dan diperkirakan sudah ditemukan sejak awal pandemi di Inggris Raya dan AS.
ADVERTISEMENT
Dua studi yang diterbitkan di jurnal Cell, pertama oleh Dr. Korber dan riset kedua oleh WHO Collaborating Center di China, memberikan hasil bahwa D164G, strain dominan SARS-CoV-2 tampaknya 10 kali lipat lebih menular daripada Wuhan-1 yang asli.
Cell juga menerbitkan ulasan penelitian yang dilakukan oleh Dr Nathan D. Grubaugh, asisten profesor epidemiologi penyakit mikroba di Yale School of Public Health, pada Juli 2020 lalu. Menurutnya, kedua riset tadi belum ada bukti yang menguatkan adanya peningkatan penularan virus.