Mutasi Virus Dipercaya Jadi Penyebab Lonjakan Kasus COVID-19 di Tokyo

6 Mei 2021 14:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu pekerja migran menyiapkan masker di sebuah kuli Buddha di Tokyo yang menjadi tempat perlindungan selama wabah virus corona. Foto: KIM KYUNG-HOON/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu pekerja migran menyiapkan masker di sebuah kuli Buddha di Tokyo yang menjadi tempat perlindungan selama wabah virus corona. Foto: KIM KYUNG-HOON/REUTERS
ADVERTISEMENT
Gubernur Tokyo Yuriko Koike menyatakan, perpanjang status darurat sangat dibutuhkan. Langkah itu dipercaya jitu menahan penyebaran infeksi virus corona.
ADVERTISEMENT
Koike mengatakan, akan segera membahas perpanjangan dengan prefektur tetangga berserta pemerintah pusat. Meski demikian, dia mengaku sudah lebih dulu berdiskusi dengan pengamat kesehatan.
"Berdasarkan analisa dari berbagai sudut pandang, pemikiran saya kami butuh memperpanjang situasi darurat," kata Koike seperti dikutip dari Reuters.
Seorang calon penumpang mengenakan masker di platform stasiun Tokyo, Jepang, Rabu (29/4). Foto: REUTERS / Kim Kyung-Hoon
Koike menambahkan, lonjakan kasus yang terjadi Tokyo disebabkan mutasi virus. Mayoritas kasus baru menginfeksi anak muda.
Oleh sebab itu, warga Tokyo diimbau untuk membatasi pergerakan demi mencegah tertular COVID-19.
Status darurat di Tokyo akan berakhir pada 11 Mei 2021. Jika perpanjangan diberlakukan maka hal itu terjadi selang tiga bulan jelang Olimpiade Musim Panas.
Sampai saat ini, meski status darurat sudah berlaku, kasus infeksi virus corona masih melonjak di Jepang, khususnya wilayah sekitar ibu kota. Setiap harinya ada 4000 sampai 5000 kasus baru yang muncul di Jepang.
ADVERTISEMENT