Myanmar Kian Mencekam, Aparat Tembak Petugas Medis saat Demo

15 April 2021 17:32 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang tentara berdiri di samping seorang pria yang ditahan selama demonstrasi menentang kudeta militer di Mandalay, Myanmar, Rabu (3/3).  Foto: STR/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seorang tentara berdiri di samping seorang pria yang ditahan selama demonstrasi menentang kudeta militer di Mandalay, Myanmar, Rabu (3/3). Foto: STR/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tindak kekerasan terhadap demonstran anti-kudeta di Myanmar masih terus berlanjut. Pada Kamis (15/4), pasukan keamanan Myanmar menembak sejumlah pendemo pada unjuk rasa anti-kudeta oleh petugas medis.
ADVERTISEMENT
Dilansir Mizzima News Agency, para petugas medis berkumpul di Mandalay, kota terbesar kedua Myanmar, lebih awal. Namun tak lama dari itu, pasukan keamanan datang dan langsung membubarkan mereka, dengan cara melepaskan tembakan, dan menahan beberapa orang.
Sejumlah petugas medis tersebut pernah berada di garda depan pada unjuk rasa menolak kudeta Myanmar.
Mizzima news agency melaporkan, pihaknya belum memiliki rincian data korban atau tahanan. Selain itu, agensi BBC lokal Myanmar memberitakan adanya tindakan keras dan penindasan terhadap para demonstran.
Hingga saat ini, juru bicara junta masih belum memberikan komentar apa pun soal peristiwa di Mandalay.
Para pengunjuk rasa memprotes kudeta militer dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Yangon, Myanmar, Jumat (12/2). Foto: Stringer/REUTERS
Demonstran penolak kudeta yang menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi terus menggalakkan kampanye penolakan terhadap junta militer. Aksi bahkan digelar pada pekan Tahun Baru tradisional di Myanmar.
ADVERTISEMENT
Kudeta sejak 1 Februari 2021 menyebabkan Myanmar jatuh ke dalam krisis. Demo disertai mogok kerja di berbagai sektor, yang menyebabkan terhambatnya perekonomian Myanmar.
Kelompok Aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mengatakan, pasukan keamanan Myanmar telah membunuh 715 demonstran sejak penggulingan pemerintahan Suu Kyi.
Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada Selasa (13/4) mengatakan, mereka khawatir tekanan dari militer kepada demonstran dapat berujung pada perang saudara seperti di Suriah.