Myanmar Larang PBB Beri Bantuan ke Pengungsi Rohingya

15 Mei 2019 14:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengungsi Rohingya Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
zoom-in-whitePerbesar
Pengungsi Rohingya Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
ADVERTISEMENT
Pemerintah Myanmar melarang badan bantuan PBB masuk dan memberikan pertolongan medis dan pangan untuk warga Muslim Rohingya. Padahal, ada puluhan ribu warga Muslim Rohingya yang sekarat karena jadi korban konflik.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, hal ini disampaikan oleh Ursula Mueller, asisten sekretaris jenderal untuk urusan kemanusiaan PBB, Rabu (15/5). Dia mengatakan, hingga saat ini Myanmar menolak permintaan PBB untuk bisa masuk ke wilayah konflik di Rakhine.
Dia mengatakan, ada 33 ribu warga Rohingya yang kehilangan tempat tinggal sejak kekerasan tahun lalu. Kurangnya bantuan medis akan membuat warga Rohingya meregang nyawa.
"Kami butuh akses, yang jelas dan berkelanjutan, untuk mencapai orang-orang yang membutuhkan," kata Mueller dalam kunjungannya ke Myanmar.
"Jika bantuan, termasuk klinik mobile, tidak bisa mencapai mereka, mereka tidak akan mendapatkan layanan dan kebutuhan tidak terpenuhi, beberapa orang dalam keadaan sekarat," lanjut dia.
Rohingya menjadi korban kekerasan aparat dan warga di Rakhine sejak 2017. Rumah-rumah mereka dibakar, mereka dibantai dan diperkosa dalam aksi yang disebut sebagai genosida.
ADVERTISEMENT
Agustus lalu, laporan PBB menunjukkan ada sekitar 10 ribu warga Rohingya yang tewas dibantai. Saat ini ada lebih dari 700 ribu warga Rohingya yang mengungsi ke Bangladesh.
PBB mendesak Myanmar untuk mengadili para pemimpin militer atas pembantaian warga Rohingya. Namun kecaman dunia seakan angin lalu bagi Myanmar yang menganggap Rohingya sebagai pendatang gelap, kendati telah beberapa generasi tinggal di negara itu.
Mueller mengatakan telah bertemu dengan para pejabat tinggi di ibu kota Naypyitaw, termasuk dengan penasihat negara Aung San Suu Kyi. Namun Suu Kyi tidak bisa membantu memberi akses PBB untuk masuk, hanya mengatakan mereka tengah bekerja untuk "pembangunan dan persatuan sosial" di Rakhine.
Aung San Suu Kyi. Foto: REUTERS/David Gray
"Saya menekankan pentingnya bantuan kemanusiaan yang harus segera dipenuhi," kata Mueller.
ADVERTISEMENT
Myanmar saat ini tengah bekerja untuk menutup kamp-kamp pengungsian Rohingya. Nantinya Myanmar akan membangun rumah-rumah Rohingya di kamp pengungsian tersebut. Namun Mueller mengatakan, cara itu tidak tepat. Menurut dia, akar permasalahan harus lebih dulu dibenahi.
"Tidak cukup membangun bangunan di lokasi yang sama, sementara masalah mendasar tidak diatasi. Mereka (Rohingya) tidak punya kebebasan bergerak. mereka putus asa setelah tujuh tahun di kamp pengungsian," ujar Mueller.