Myanmar Memanas, KBRI Yangon Berlakukan Status Siaga II untuk WNI

4 Maret 2021 20:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pengunjuk rasa berlarian selama demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, Rabu (3/3).  Foto: STR/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Para pengunjuk rasa berlarian selama demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, Rabu (3/3). Foto: STR/AFP
ADVERTISEMENT
KBRI Yangon akhirnya memberlakukan status siaga II. Langkah ini diambil menyusul semakin memanasnya kondisi di Myanmar.
ADVERTISEMENT
Keputusan tersebut disampaikan oleh Dubes RI untuk Myanmar Iza Fadri. Dia meminta WNI yang masih berada di Myanmar agar tetap tenang.
"Memperhatikan perkembangan situasi terakhir dan sesuai rencana contingency, saat ini KBRI Yangon menetapkan status Siaga II," kata Iza saat dihubungi kumparan.
Polisi menembakkan gas air mata ke aras pengunjuk rasa selama demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, Rabu (3/3). Foto: STR/REUTERS
"Dalam hal ini, KBRI telah sampaikan imbauan agar WNI tetap tenang dan berdiam diri di kediaman masing-masing, menghindari bepergian, termasuk ke tempat kerja jika tidak ada keperluan sangat mendesak," sambung dia.
Untuk alasan keselamatan, Iza juga meminta WNI yang sudah tak memiliki kepentingan mendesak di Negeri 1000 Pagoda untuk segera meninggalkan negara tersebut.
"Sedangkan bagi WNI beserta keluarganya yang tidak memiliki keperluan dan pekerjaan yang esensial, dapat mempertimbangkan untuk memanfaatkan penerbangan kembali ke Indonesia yang saat ini masih tersedia," sambung dia.
Para pengunjuk rasa membuat barikade selama demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, Rabu (3/3). Foto: STR/AFP
Saat ini masih terdapat 441 WNI di Myanmar. Jumlah tersebut termasuk dengan staf dan diplomat KBRI Yangon.
ADVERTISEMENT
Sepekan terakhir kondisi Myanmar semakin mencekam usai kepolisian bertindak keras terhadap demonstran yang menolak kekuasaan militer. Pengunjuk rasa turun ke jalan usai militer mengudeta pemerintahan Aung San Suu Kyi.
Menurut laporan PBB sejak kudeta, sudah sekitar 50an warga sipil terbunuh saat demo.