Myanmar Terapkan Kebijakan Bumi Hangus untuk Musnahkan Rohingya

3 September 2017 13:27 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kuburan massal Rohingya  (Foto: Dok. Burma Human Rights Network)
zoom-in-whitePerbesar
Kuburan massal Rohingya (Foto: Dok. Burma Human Rights Network)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ribuan rumah warga Rohingya di Myanmar hangus terbakar, dilalap api yang disebut disulut oleh tentara dan aparat. Kebijakan bumi hangus yang menjadikan rumah-rumah Rohingya abu telah sering digunakan militer Myanmar jika berhadapan dengan Rohingya.
ADVERTISEMENT
Lebih dari 2.600 rumah-rumah Rohingya di desa-desa mereka di negara bagian Rakhine hangus terbakar. Ratusan hingga ribuan warga Rohingya diduga tewas ditembaki tentara atau terbakar di dalam rumah-rumah mereka. Lebih dari 58 ribu warga Rohingya mengungsi ke Bangladesh.
Pemerintah Myanmar menyalahkan Tentara Pembebasan Arakan Rohingya (ARSA) atas pembakaran desa-desa itu.
"Total 2.625 rumah di desa Kotankauk, Myinlut, dan Kyikanpyin, terbakar habis oleh ekstremis teroris ARSA," kata media pemerintah Myanmar Global New Light of Myanmar.
Namun klaim pemerintah ini dibantah sendiri oleh saksi mata yang menyaksikan langsung pembakaran oleh tentara. Tahun ini juga, Myanmar kembali menerapkan kebijakan bumi hangus untuk memusnahkan desa-desa Rohingya.
"Rumah kami dibakar tentara. Kami mencoba kabur ke gunung, tapi mereka menembak mati dua anak saya bersama ibu mereka. Saya berhasil kabur dengan anak-anak saya yang lain," kata pengungsi Rohingya Jamal Hossein, dikutip dari Al Jazeera, Minggu (3/9).
ADVERTISEMENT
Pengungsi Rohingya (Foto: REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)
zoom-in-whitePerbesar
Pengungsi Rohingya (Foto: REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)
Pengakuan yang sama disampaikan pengungsi lainnya, Jalal Ahmed, yang tiba bersama 3.000 warga Rohingya lainnya di Bangladesh pada Jumat lalu. Ahmed berjalan kaki dari desanya, Kyikanpyin, ke Bangladesh selama hampir seminggu.
Dia mengatakan, tentara Myanmar ingin mengusir semua Rohingya.
"Militer datang dengan 200 orang ke desa dan mulai membakar. Semua rumah di desa saya hancur. Jika kami kembali ke sana dan tentara melihat kami, mereka akan menembak," kata Ahmed.
Kebijakan bumi hangus ini selalu diterapkan oleh tentara Myanmar jika berurusan dengan Rohingya. Hal serupa sebelumnya juga terjadi pada Oktober lalu saat gelombang kekerasan terhadap Rohingya terjadi.
Menurut lembaga HAM Amnesty International dalam laporan risetnya akhir tahun lalu, militer menggunakan kebijakan bumi hangus yang membakar lebih dari 1.200 rumah dalam konflik Oktober 2016, termasuk sekolah dan masjid-masjid milik Rohingya.
ADVERTISEMENT
Bahkan menurut Amnesty, tentara menggunakan senjata mirip peluncur roket untuk menghancurkan rumah-rumah Rohingya. Saat itu, pemerintah Aung San Suu Kyi juga menggunakan dalih yang sama, pembakaran dilakukan oleh militan.
"Tapi semua saksi mata yang berbicara dengan Amnesty International mengatakan tentara yang membakar rumah mereka," tulis Amnesty.
"Analisis pencitraan satelit juga menunjukkan pola pembakaran yang konsisten dengan serangan sistematis dan tertarget oleh militer, daripada pembakaran militan," lanjut Amnesty lagi.
Selain itu, kata Amnesty akhir tahun lalu, militer Myanmar juga menjarah harta benda Rohingya, termasuk emas dan uang.
"Tentara terkadang mengambil dokumen penting, seperti dokumen identitas sementara, yang bisa berdampak panjang karena bisa membatasi perjalanan dan mendapatkan hak kewarganegaraan," ujar Amnesty.