Nadiem: 25% Sekolah Sudah Belajar Tatap Muka

5 Mei 2021 14:08 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendikbud Nadiem Makarim. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mendikbud Nadiem Makarim. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona yang sudah berjalan selama lebih dari satu tahun juga berdampak pada sistem pendidikan. Dari belajar tatap muka, kini peserta didik harus mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) untuk mencegah penularan COVID-19.
ADVERTISEMENT
Mendikbudristek Nadiem Makarim menyatakan pemerintah kini tengah mempersiapkan sekolah tatap muka. Sebab, kekurangan infrastruktur PJJ merupakan kendala yang tak bisa dipaksakan, begitu juga dengan mental siswa.
"Jadinya, pada saat ini mungkin enggak banyak orang tahu, 25 persen dari sekolah kita sudah melaksanakan tatap muka," kata Nadiem dalam Acara Talk Show Peringatan Hardiknas DPP PDIP secara virtual, Rabu (5/5).
Meski sudah banyak sekolah yang menggelar pembelajaran atau sekolah tatap muka, namun protokol kesehatan tetap dijalankan dengan ketat dan kapasitas kelas maksimal 50 persen.
Suasana uji coba sekolah tatap muka di SMK N 1 Depok, Kabupaten Sleman. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
"Dan angka itu harus bergeser. Tatap muka terbatas, protokol kesehatan terhadap pembelajaran tatap muka itu sangat ketat dengan adanya kapasitas cuma 50 persen, dan juga tidak ada aktivitas-aktivitas di luar pembelajaran sendiri," beber Nadiem.
ADVERTISEMENT
"Masuk sekolah tidak ada ekskul, masuk langsung pulang. Dan setengah dari kapasitas kelasnya tidak bisa ke ruangan di saat yang sama. Tentunya masker wajib, fasilitas sanitasi juga wajib," lanjutnya.
Sekolah tatap muka sudah diperbolehkan sejak Januari 2021. Meski sekolah diwajibkan membuka opsi belajar tatap muka, namun keputusan tetap berada di tangan orang tua apakah mengizinkan anaknya belajar di sekolah atau tetap PJJ.
"Jadi kemerdekaan ada di orang tua. Ada orang tua yang yakin dengan disiplin anaknya di sekolah, ada yang menilai kesehatan mental anaknya sudah rentan. Jadi keputusan ada di orang tua, tapi sekolah diwajibkan melakukan opsi tatap muka terbatas," pungkasnya.