Nadiem: Hasyim Asy’ari adalah Kiai yang Telah Menorehkan Sejarah di Indonesia

21 April 2021 16:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim. Foto: dok. kemdikbud.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim. Foto: dok. kemdikbud.go.id
ADVERTISEMENT
Mendikbud Nadiem Makarim angkat bicara soal ramainya nama pendiri NU Hasyim Asy'ari yang tak muncul di Kamus Sejarah Indonesia Jilid I. Ia telah menugaskan Dirjen Kebudayaan untuk mengoreksi kamus tersebut.
ADVERTISEMENT
"Pada masyarakat Indonesia, saya ingin memastikan tidak ada niatan Kemendikbud sama sekali menghilangkan jejak sejarah," ujar Nadiem melalui akun Instagramnya, Rabu (21/4).
Draft Kamus Sejarah Indonesia Jilid 1 yang beredar. Foto: Dok. Istimewa
Ia menambahkan, Kemendikbud akan memastikan komitmen dan penghormatan atas nilai-nilai sejarah termasuk Hasyim Asy'ari tidak pernah berubah.
"KH hasyim Asy’ari adalah kiai, guru dan panutan yang telah menorehkan sejarah panjang dalam pengembangan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia dan NU," tambahnya.
Pihaknya menambahkan, Kemendikbud telah membangun museum Islam Hasyim Asy'ari di Jombang, Jawa Timur serta menerbitkan buku dalam rangka memperingati 109 tahun kebangkitan nasional.
KH. Hasyim Asy'ari pendiri Nahdlatul Ulama Foto: dok. Wikimedia Commons
"Saya memohon restu agar kamus sejarah yang belum pernah dimiliki negara ini dapat kita lanjut sempurnakan bersama agar nantinya dapat memberikan manfaat untuk semua," pungkas Nadiem.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, lema Hasyim Asy’ari tak muncul di Kamus Sejarah Indonesia Jilid 1 terbitan Kemendikbud. Kabar itu beredar di sejumlah grup WhatsApp. Sejumlah pihak protes karena tokoh tersebut mempunyai andil besar dalam sejarah Indonesia.
Hasyim Asy’ari merupakan salah satu pahlawan nasional Indonesia. Ia mendirikan Pesantren Tebu Ireng di Jawa Timur pada 1899. Pesantren itu menjadi yang terbesar pada abad 20. Pada 1926, ia mendirikan Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengatakan lembaganya tak pernah menerbitkan kamus itu secara resmi. Ia menegaskan naskah kamus itu disusun pada 2017, sebelum Mendikbud Nadiem Makarim menjabat.
“Dokumen tidak resmi yang sengaja diedarkan di masyarakat oleh kalangan tertentu merupakan salinan lunak (softcopy) naskah yang masih perlu penyempurnaan. Naskah tersebut tidak pernah kami cetak dan edarkan kepada masyarakat,” ujar Hilmar dikutip dari Antara, Selasa (20/4).
ADVERTISEMENT