news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Nadiem: Perekrutan PPPK Guru Tahun 2021 Capai 506 Ribu, Rekor Historis!

23 September 2021 12:19 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi  Nadiem Makarim mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/8/2021). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/8/2021). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Mendikbudristek Nadiem Makarim mengungkapkan perekrutan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) guru tahun 2021 mencapai rekor tertingginya selama penyelenggaraan di Indonesia. Nadiem menyebut sebanyak 506 ribu formasi tersedia untuk guru-guru honorer di berbagai daerah.
ADVERTISEMENT
"Kabar gembiranya ini tahun rekor historis di Indonesia, 506 ribu, menjadi formasi terbesar untuk perekrutan guru ASN dalam tahun-tahun terakhir. Belum pernah terjadi dan ini momen yang sangat historis karena perbedaannya adalah semua guru honorer bisa ambil seleksi," ujar Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR, Kamis (23/9).
Nadiem menjelaskan, banyaknya formasi yang tersedia ini lantaran Kementerian PANRB memperbolehkan guru honorer mengikuti tes seleksi kompetensi PPPK sebanyak tiga kali. Bahkan, guru-guru yang mengajar di daerahnya tidak ada formasi tetap diperbolehkan daftar.
"Dan tentunya kita akan kejar, bahkan yang tidak ada formasi kita harapkan mereka bisa dapatkan formasi tersebut di daerahnya masing2 untuk tahun berikutnya, masalah kita harus yakinkan pemdanya," tutur Nadiem.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Nadiem menuturkan, bagi guru-guru yang lolos passing grade dalam tes seleksi tahun ini namun daerahnya tidak memiliki formasi, maka mereka bisa menggunakan skor mereka untuk perekrutan tahun depan apabila formasinya sudah dibuka.
Namun, apabila mereka ingin mengikuti tes seleksi lagi tahun depan dengan harapan skornya bisa lebih tinggi, Nadiem menegaskan hal tersebut juga diperbolehkan.
Seorang guru honorer SMP Negeri 3 Waigete sedang mengajar Mata Pelajaran Agama Katolik kepada murid kelas 7. Foto: Mario WP Sina/florespedia
"Tetapi kalau mereka ingin lebih ambisius dan mengambil tes lagi untuk dapat skor yang lebih tinggi boleh juga. Kalau mereka ingin mencapai tes yang lebih tinggi sehingga ranking mereka makin tinggi juga boleh. Jadi benar-benar diberikan kemerdekaan kalau yang ambisius dan ingin dapat skor tinggi boleh ambil lagi, tidak dibatasi, bisa sampai tiga kali," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Dalam data yang dipaparkan Nadiem, dari 506.247 formasi yang tersedia hanya 326.476 yang mendapatkan pelamar atau sekitar 55 persen. Sedangkan formasi yang kosong tanpa ada pelamar berjumlah 179.771 atau 45 persen.
Dari total jumlah pelamar sebanyak 925.637 orang, yang telah mengikuti ujian seleksi pertama berjumlah 608.954 orang dan sisanya mengikuti di ujian kedua.
Menurut Nadiem, kebanyakan formasi yang tak ada pelamarnya ini berlokasi di daerah-daerah terpencil.
"Formasi kosong ini kebanyakan di daerah-daerah terpencil. Ini sangat penting bahwa ada data formasi kosong ini contoh di Nias Utara, Halmahera, Barito Selatan, Timor Tengah Selatan, Maluku. Jadi banyak area-area ini yang membuka formasi tapi enggak dapatkan pelamar," ungkap Nadiem.
"Ini jadi PR kita bagaimana kita akan pastikan lebih banyak guru yang berminat untuk mengisi kekosongan di daerah terpencil ini," pungkasnya.
ADVERTISEMENT