Nadiem soal Usul Tiap Sekolah Ada Tes Antigen: Anggarannya Tak Masuk Akal

31 Mei 2021 18:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah siswa-siswi baru mengikuti upacara di SMAN 2 Bekasi di Jawa Barat. Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah siswa-siswi baru mengikuti upacara di SMAN 2 Bekasi di Jawa Barat. Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Sekolah di Indonesia sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas sejak beberapa bulan yang lalu. Namun, tetap muncul kekhawatiran murid terpapar virus corona di sekolah.
ADVERTISEMENT
Muncul usulan agar setiap sekolah menyediakan alat tes rapid antigen atau GeNose. Namun, Mendikbudristek Nadiem Makarim menilai anggaran Kemendikbudristek tidak bisa menyediakan alat tes rapid antigen atau GeNose untuk setiap sekolah.
"Itu semua ide yang baik. Masalahnya, satu, anggarannya dari mana?" kata Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR di Kompleks Senayan, Senin (31/5).
Mendikbud Nadiem Makarim saat rapat kerja bersama Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (27/8). Foto: Puspa Perwitasari/ANTARA FOTO
Nadiem sempat menghitung berapa jumlah anggaran yang dibutuhkan jika disediakan alat tes rapid antigen atau GeNose untuk setiap sekolah. Namun setelah dihitung, Nadiem berkesimpulan anggarannya tidak masuk akal.
"Tadi saya hitung kalau mau ikut semua sekolah kita ada antigen, anggarannya tidak masuk akal. Saya juga ingin [tiap sekolah ada antigen atau GeNose], tapi ada limitasi [anggaran]," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, testing tetap bisa dilakukan dengan berkoordinasi dengan masing-masing pemda. Jalan lainnya adalah dengan menggunakan Dana BOS. Namun, permasalahannya belum tentu setiap sekolah menilai pengadaan alat tes corona sebagai kebutuhan yang utama.
Siswi mencuci tangan sebelum masuk kelas saat hari pertama masuk sekolah pembelajaran tatap muka di SMAN 1 Mataram, NTB, Senin (4/1/2021). Foto: Ahmad Subaidi/ANTARA FOTO
"Tapi apakah nanti ada kepala sekolah dan sekolah-sekolah yang bilang yang dibutuhkan bukan itu tapi masker. Ini situasi yang enggak mudah dengan terbatas sekali. Challenge utamanya dananya dari mana. Itu tantangan paling utama," jelasnya.
Nadiem juga menjelaskan untuk testing dan tracing sudah menjadi tugas dan tanggung jawab Satgas COVID-19 di tiap daerah. Sehingga nanti jika ditemukan kasus konfirmasi positif corona di sekolah, Satgas COVID-19 sudah seharusnya langsung melakukan testing dan tracing.
"Testing dan tracing harusnya di bawah Satgas COVID-19 daerah tersebut. Itu ranahnya Satgas COVID1-9 daerah, itu tugasnya mereka. Kami di kementerian ada unit yang meng-handle ini, tapi di daerah harus via Satgas COVID-19," pungkasnya.
ADVERTISEMENT