news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Nadiem Tetapkan Sekum PP Muhammadiyah Jadi Profesor, Tunjangan Rp 1,35 Juta

8 Agustus 2020 19:05 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim saat menghadiri rapat kerja dengan komisi X di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarat, Kamis (20/2). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim saat menghadiri rapat kerja dengan komisi X di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarat, Kamis (20/2). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Mendikbud Nadiem Makarim menetapkan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, sebagai profesor atau guru besar Ilmu Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
ADVERTISEMENT
Penetapan ini dikeluarkan Nadiem lewat Surat Keputusan (SK) Nomor 67176/MPK/KP/2020 tentang Kenaikan Jabatan Akademik Fungsional Dosen. SK ini baru turun pada 4 Juli lalu.
Dalam SK yang diterima kumparan, Sabtu (8/8), sebelum dinaikkan jabatannya menjadi profesor, Abdul Mu'ti berstatus Pembina Utama Muda di UIN Jakarta dibawah Kemenag RI.
SK penetapan Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti sebagai profesor UIN Syarif Hidayatullah. Foto: Dok. Istimewa
Dengan jabatan barunya, Abdul Mu'ti akan mendapatkan tunjangan jabatan sebesar Rp 1.350.000.
Saat ditanya soal gelar profesor, pria berusia 51 tahun itu mengaku sangat bersyukur. Ia juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantunya sampai saat ini.
Dikutip dari laman Muhammadiyah, Abdul Mu'ti lahir di Kudus, 2 September 1968. Ia sempat menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo (1991), kemudian ikut pembibitan calon dosen IAIN (2002-2003), School of Education di Flinders University os South Australia (1997), short course on governance and shariah di University of Birmingham (2005), dan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah (2008).
ADVERTISEMENT
Ia juga masih menjadi dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hiyatullah sejak 2014 hingga sekarang.

Gelar Profesor di Tengah Keputusan Muhammadiyah Mundur dari POP

Sekretaris PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Dikeluarkannya SK penetapan guru besar bagi Abdul Mu'ti oleh Nadiem hadir di tengah polemik mundurnya PP Muhammadiyah dari Program Organisasi Penggerak (POP) yang digagas Kemendikbud.
Nadiem pada 29 Juli lalu mendatangi Kantor PP Muhammadiyah di Menteng, Jakarta Pusat, untuk menyampaikan permintaan maaf, sekaligus mengajak kembali bergabung dengan POP. Dalam pertemuan itu, Nadiem diterima langsung okeh Abdul Mu'ti.
"Mendikbud Nadiem Makarim silaturahim ke PP Muhammadiyah didampingi staf khusus, Saudara Haekal," ucap Abdul Mu'ti kepada kumparan, Rabu (29/7).
Saat itu, Mu'ti ditemani oleh Bendahara Umum PP Muhammadiyah yang juga eks Rektor Uhamka, Prof. Suyatno.
ADVERTISEMENT
Mu'ti mengungkapkan pihaknya menerima permintaan maaf Nadiem dan mengapresiasi langkah Kemendikbud mengevaluasi program ini. Namun, berdasarkan hasil rapat lanjutan, PP Muhammadiyah menyatakan tetap mundur dari POP.
"Terkait dengan permintaan tersebut, sesuai hasil rapat bersama PP Muhammadiyah dengan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) dan Majelis Pendidikan Tinggi dan Litbang (Dikti Litbang), Muhammadiyah memutuskan untuk tetap tidak berperan serta dalam program POP," ungkap Abdul Mu'ti, Senin (3/7).
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona