Nahas Abdul Rahman, Jemaah Masjid di Depok yang Ditikam Saat Salat

12 Maret 2018 8:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Korban penyerangan di Depok. (Foto: Raga Imam/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Korban penyerangan di Depok. (Foto: Raga Imam/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nahas dialami Abdul Rahman (50), seorang jemaah Masjid Darul Muttaqin di Sawangan, Depok, pada Minggu (11/5). Abdul diserang saat sedang salat Subuh, oleh seorang perempuan gangguan jiwa bernama Silvi (28).
ADVERTISEMENT
Kasubag Humas Polres Depok AKP Sutrisno mengatakan pihaknya yang mendapat laporan dari warga langsung mendatangi tempat kejadian perkara. Pelaku pun langsung diamankan di Polsek Sawangan.
"Dia (Silvi) sudah mengalami gangguan jiwa, memang menurut keterangan warga. Gangguan jiwanya sudah sejak 2004," ujar Sutrisno saat dihubungi kumparan (kumparan.com).
Sutrisno melanjutkan, berdasarkan keterangan warga, pelaku terlihat mondar-mandir di sekitar masjid usai azan subuh dikumandangkan. Namun warga tak melihat ia membawa senjata tajam.
"Warga enggak menyangka tahu-tahu menusuk," tutur Sutrisno.
Lokasi penyerangan jemaah di Depok. (Foto: Raga Imam/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi penyerangan jemaah di Depok. (Foto: Raga Imam/kumparan)
Ditemui kumparan di kediamannya, Abdul bercerita penyerangan itu terjadi saat ia mengangkat kedua tangannya seraya mengucapkan kalimat takbir. Tiba-tiba dari arah belakang, pelaku menodongkan pisau ke lehernya.
"Anak saya yang kasih tahu pertama kali. Kalau enggak ada dia mungkin sudah kena pas tengah-tengah (bagian leher). Saat dia bilang 'bapak, bapak', saya lihat pisau sudah sampai di leher," kata Abdul saat bercerita kepada kumparan di Bumi Sawangan Indah, Depok.
ADVERTISEMENT
Duel pun terjadi. Sekitar 10 menit mereka berjibaku satu sama lain. Jemaah lain yang juga baru saja menunaikan salat Subuh pun terkejut dan langsung menangkap pelaku.
"Ya sudah saya banting (pelaku) sekalian. Saya tidak melihat pelaku, katanya dia ada di barisan belakang jemaah," ucap Abdul.
Senjata tajam berupa pisau yang dibawa pelaku, melukai leher bagian atas Abdul, dekat dengan pipinya. "Perawatan di rumah sakit, tiga jahitan di bagian leher," kata Abdul.
Lokasi penyerangan jemaah di Depok. (Foto: Raga Imam/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi penyerangan jemaah di Depok. (Foto: Raga Imam/kumparan)
Silvi adalah salah satu tetangga Abdul. Rumahnya hanya berbeda blok dengan Abdul. "Dia tinggal sendiri, awalnya sama kakaknya, entah mengapa kakaknya pindah beli rumah di blok C. Enggak tahu kerjanya apa," ungkap Abdul.
Sebelum diserang, pelaku ternyata pernah menghampiri rumah Abdul dua kali pada Sabtu (10/3). Tak ada yang tahu persis apa tujuannya dan Abdul menolak kedatangannya.
ADVERTISEMENT
"Pukul 12.00 WIB hari Sabtu (10/3), sempat ke sini ketuk-ketuk pintu, tidak saya bukakan. Pukul 24.00 WIB malam dia bilang 'Pak saya ada urusan', saya suruh pulang," tutur Abdul.
"Mungkin kalau saya bukakan pintunya, kejadiannya (penusukan) bisa di sini," lanjutnya.
Abdul menambahkan, pelaku sering terlihat ikut salat berjemaah bersama warga lainnya di masjid tersebut. Menurut cerita warga, Silvi sering marah ke anak-anak hingga pengemudi ojek tanpa alasan yang jelas.
"Kalau kehidupannya lengkap, saya tidak tahu," kata Abdul.
"Pernah ada datang ibu-ibu ke rumahnya bilang anaknya pernah juga dipukul. Terus datang tukang ojek enggak dibayar habis naik ojek, akhirnya yang bayar kakaknya," imbuhnya.
Lokasi penyerangan jemaah di Depok. (Foto: Raga Imam/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi penyerangan jemaah di Depok. (Foto: Raga Imam/kumparan)
Penyerangan di Minggu malam itu ternyata bukan kali pertama dialami Abdul. Sekitar satu minggu lalu, pelaku juga pernah memukul Abdul saat sedang berdoa di masjid itu.
ADVERTISEMENT
"Iya ini yang kedua (penyerangan). Sempat mukul saya di leher, ya saya maki-makilah. Waktu itu pas dipukul saya sempat marah juga, ya namanya manusia normal," ungkap Abdul
"Saya maki-maki tapi dia sambil melotot juga sambil bicara-bicara. Tapi saya enggak paham bicaranya apa," imbuhnya.
Namun Abdul enggan melaporkan pemukulan itu ke polisi. Ia tak mau memperpanjang masalah dan menganggapnya sudah selesai.
"Namanya orang begitu kan saya enggak kepikir apa yang terjadi selanjutnya, enggak kebayang. Mukul juga enggak sakit-sakit amat, cuma kesel namanya lagi doa. Saya maki-maki, mungkin (pelaku) dendam," ucapnya.
Kombes Didik Sugiarto di Masjid Darul Muttaqin (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Kombes Didik Sugiarto di Masjid Darul Muttaqin (Foto: Dok. Istimewa)
Untuk melakukan observasi terkait kejiwaan pekaku, polisi membawa pelaku menjalani pemeriksaan jiwa di RS Polri.
"Kita dapat informasi dari masyarakat bahwa perilaku yang dilakukan pelaku mempunyai kecenderungan tidak normal," papar Kapolres Depok Kombes Didik Sugiarto kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
"Suka memarahi anak-anak, meludahi orang lain. Kemudian malam sebelum penyerangan pelaku mendatangi rumah korban untuk bertemu," imbuhnya.
Didik mengaku turut prihatin atas kejadian yang menimpa Abdul. "Semoga cepat sembuh dan dapat bergabung dengan jemaah dan mengajar mengaji kembali," kata Didik.
Kombes Didik Sugiarto di Masjid Darul Muttaqin (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Kombes Didik Sugiarto di Masjid Darul Muttaqin (Foto: Dok. Istimewa)
Berkaca dari peristiwa itu, Didik mengimbau warga untuk selalu meningkatkan kewaspadaan. Ia juga meminta warga memberdayakan petugas keamanan atau satpam untuk menjaga lingkungan.
"Tetap waspada dan juga menjaga keamanan pribadi, tempat tinggal dan lingkungan dengan memberdayakan keamanan lingkungan. Kepada jemaah Masjid Darul Muttaqin dan masyarakat untuk tidak takut dan tetap salat jemaah di masjid ini," pesan Didik.
Selain itu Didik juga meminta masyarakat bijak menggunakan media sosial dan tidak menyebarkan berita hoaks.
ADVERTISEMENT
"Serta dapat mengoptimalkan (aplikasi) Hallo Polisi dan Panic Button untuk memberikan informasi peristiwa yang terjadi dan bantuan kehadiran polisi," imbuhnya.
Salat berjamaah di Masjid Darul Muttaqin  (Foto: Raga Iman/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Salat berjamaah di Masjid Darul Muttaqin (Foto: Raga Iman/kumparan)
Kasus penusukan terhadap Abdul ternyata tak membuat para jemaah gentar salat di Masjid Darul Muttaqin. Pantauan kumparan di lokasi pada Minggu (11/3) malam, warga tetap ramai datang ke masjid itu untuk salat Magrib berjemaah.
Hampir tidak ada saf yang kosong saat imam memulai salat. "Alhamdulillah selalu ramai kalau waktu salat. Tidak ada pengaruhnya soal insiden tadi," ujar Amar salah seorang jemaah.
Meski demikian, pihak pengurus masjid meminta warga menjaga kewaspadaan. "Untuk mengenal satu sama lain, agar yang terjadi subuh tadi tidak terulang lagi," ujar Gufron, pengurus Masjid Darul Muttaqin.