BJ Habibie Meninggal, BJ Habibie Meninggal, Pengibaran bendera setengah tiang di SMA Kristen Dago, tempat BJ Habibie sekolah

Napak Tilas BJ Habibie di SMAK Dago yang Penuh Kenangan

12 September 2019 12:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengibaran bendera setengah tiang di SMA Kristen Dago, tempat BJ Habibie sekolah. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pengibaran bendera setengah tiang di SMA Kristen Dago, tempat BJ Habibie sekolah. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
ADVERTISEMENT
Bendera merah putih dikibarkan setengah tiang oleh tiga siswa SMA Kristen (SMAK) Dago, Bandung, tepat di halaman sekolah. Mereka berduka atas atas wafatnya Presiden ke-3 RI BJ Habibie.
ADVERTISEMENT
Dari luar, sekolah itu tampak biasa. Namun di sekolah itu, Habibie muda sempat mengenyam pendidikan selama tiga tahun. Habibie merupakan alumnus SMAK Dago angkatan 1954.
Kepala Sekolah SMAK Dago, Rosmian Simorangkir, lantas mengajak untuk bernostalgia ke lahan SMAK Dago yang terletak berdekatan dengan bangunan yang baru. Di sana, masih ada beberapa bangunan meski bangunan sekolah yang lama telah dirobohkan.
Kepala Sekolah SMAK Dago Rosmian Simorangkir menunjukkan ruang kelas tempat Habibie sekolah yang kini telah rata dengan tanah. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Rosmian sempat menunjukkan letak bangunan sekolah tempat Habibie menuntut ilmu. Menurutnya, bangunan itu dulu berbentuk huruf L.
Di sekeliling bangunan itu terdapat tiga pohon besar dengan tangga di bawahnya. Konon, di tangga tersebut istri Habibie, Hasri Ainun Besari, sering bersantai saat jam istirahat dan pulang sekolah.
"Di bawah pohon ada tempat duduk, Bu ainun sering duduk di situ," kata Rosmian di lokasi, Kamis (12/9).
Pohon di dekat SMAK Dago, tempat Ainun, istri Habibie sering bersantai saat masih sekolah. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Rosmian menuturkan, SMAK Dago merupakan tempat cinta Habibie dan Ainun tumbuh. Habibie dan Ainun sudah saling mengenal saat di bangku sekolah menengah pertama, namun kala itu Habibie belum menaruh cinta pada Ainun.
ADVERTISEMENT
Saat mengenyam pendidikan di SMAK Dago, Habibie mengaku dijodohkan dengan Ainun oleh seorang guru yang mengampu pelajaran Matematika karena keduanya sama-sama cerdas.
"Ada guru ilmu pasti (Matematika) yang menjodoh-jodohkan Pak Habibie dan Bu Ainun dulu," kata Rosmian.
Bangunan baru SMAK Dago. Bangunan lama sekolah itu sudah tidak ada karena mengalami sengketa. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Rosmian menyebut, Habibie terakhir kali berkunjung ke SMAK Dago empat tahun yang lalu. Habibie datang seorang diri untuk bernostalgia karena memiliki kenangan manis dengan Ainun di sekolah itu. Di lahan sekolah yang telah kosong, Habibie sempat menunjukkan raut wajah sedih.
Ketika itu, sambung Rosmian, Habibie sempat menanyakan kondisi sekolah yang memprihatinkan dan meminta kepada pihak sekolah untuk membuat laporan. Habibie pun berpesan kepada Rosmian agar SMAK Dago tetap ada dan eksis.
"Saya sedih keadaan begini, kata Pak Habibie. Pesan Pak Habibie SMAK Dago harus tetap ada dan eksis," ujar dia mengulang perkataan Habibie.
Meja belajar di SMAK Dago yang tak berubah sejak zaman Habibie sekolah. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Saat ini, Rosmian menyebut, SMAK Dago memiliki murid kurang dari 50 dan lima ruangan kelas. Sedikitnya jumlah murid, ujar dia, merupakan dampak dari sistem zonasi yang diberlakukan pemerintah sekarang.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, murid yang sedikit malah memperkuat hubungan kekeluargaan antara murid dan guru. Rosmian pun mengatakan, 40 persen murid dari SMAK Dago tahun ini diterima di universitas negeri.
"Satu kelas IPA dan IPS enggak sampai tiga puluh orang (murid). Sedikit tapi sangat kental kekeluargaannya," ungkap dia.
BJ Habibie dan Hasri Ainun. Foto: Dok. Perpusnas
Lebih lanjut, Rosmian mewakili SMAK Dago turut menyampaikan duka cita yang mendalam atas kepergian murid terbaik sekolah itu. Dia berharap ke depan dapat muncul Habibie baru dari SMAK Dago yang dapat memberi sumbangsih bagi Indonesia.
"Harapan kami SMAK Dago muncul Habibie baru dari SMAK Dago sebagai penerus bangsa," harap dia.
Sementara itu, murid kelas 12 IPA, Amanda Febrianty (16), mengaku terkejut ketika mendengar kabar kepergian Habibie. Menurutnya, Habibie merupakan sosok kebanggaannya dan sekolah karena mampu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi Indonesia.
BJ Habibie. Foto: Dok. Perpusnas
Gadis yang kerap disapa Manda itu berharap bisa meraih kesuksesan sebagaimana Habibie. Kesuksesan, kata dia, dapat diraih tanpa harus memandang bentuk bangunan ketika menimba ilmu.
ADVERTISEMENT
"Kalau dari Amanda menganggapnya tuh kita bisa sukses bukan dari bangunan sekolahnya seperti apa. Jadi Manda sekolah di sini punya sekolah kebanggaan dari sosok Pak Habibie," ungkap dia.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten