Napi di Lapas Kerobokan, Bali, Meninggal Usai Demam dan Batuk Berdarah

22 Mei 2020 14:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Penjara. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Penjara. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Seorang narapidana berinisial IWS (58) meninggal di RSUP Sanglah, Kota Denpasar, pada Rabu (20/5) sekitar pukul 14.00 WITA.
ADVERTISEMENT
Pria yang mendekam di Blok Tirta Gangga Lapas Klas IIA Kerobokan, Badung, Bali, ini meninggal usai mengalami gejala sakit berupa demam dan batuk berdarah.
Kalapas Klas II A Kerobokan, Yulius Sahruzah, mengatakan IWS memang sudah lama mengalami batuk. Bahkan, sakit itu telah diidapnya saat pertama kali masuk lapas sekitar 2015.
Kemudian pada Rabu (20/5) sekitar pukul 09.00 WITA, IWS yang terjerat kasus narkoba mengalami batuk berdarah disertai demam. Para narapidana lain lalu memboyong IWS ke klinik lapas.
"Jadi itu ada batuk berdarah dan demam. Jadi karena diobservasi di klinik dan sekitar jam 10.00 WITA dibawa ke rumah sakit yang bersangkutan. Pihak keluarganya ada yang menunggui kita hubungi juga. Sekitar jam 14.00 WITA yang bersangkutan meninggal dunia di rumah sakit Sanglah," kata Yulius saat dihubungi, Jumat (22/5).
Lapas Kerobokan Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Yulis mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil diagnosa IWS. Namun, tim dokter belum sempat mengambil sampel swab untuk menguji apakah SWAB positif corona atau tidak. Pada hari yang sama, jenazah IWS diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.
ADVERTISEMENT
"Karena dia jam 10.00 WITA karena batuknya dibawa ke rumah sakit Sanglah. Jadi belum sempat tes swab," kata Yulius.
Yulis menuturkan, tak ada upaya pencegahan penyebaran COVID-19 secara khusus di Lapas Kerobokan usai IWS meninggal. Sebab, tak ada kegiatan berkunjung selama pandemi COVID-19.
Menurut Yulius, pencegahan dengan penyemprotan disinfektan secara berkala telah dilakukan. Upaya ini dinilai masih efektif mencegah masuknya wabah corona ke lapas.
"Yang bersangkutan juga selama ini tidak pernah kontak dengan orang luar dan sejarah penyakitnya juga bukan penyakit yang baru. Selama ini batuk dan agak berdarah. Jadi bukannya serta merta. Jadi untuk penanganan kayak tadi pagi kita melakukan fooging karena di luar sudah ada penyakit DB juga kan," tutup Yulius.
ADVERTISEMENT
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.