Napi Teroris Kasus Bom Bali II, Abu Mujahid, Meninggal karena Sakit Ginjal

23 Juli 2020 15:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Adik Abu Mujahid, Muhammad Sobri, menyekar makam kakaknya yang meninggal karena sakit ginjal. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Adik Abu Mujahid, Muhammad Sobri, menyekar makam kakaknya yang meninggal karena sakit ginjal. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
ADVERTISEMENT
Napi teroris, Abu Mujahid alias Subur Sugiarto (47), meninggal dunia usai dirawat karena menderita sakit ginjal. Abu Mujahid yang selama ini menjalani hukuman di Lapas Nusakambangan, dimakamkan di tanah kelahirannya, Semarang.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Abu Mujahid meninggal pada Selasa (21/7) sekitar pukul 20.20 WIB di RSUD Cilacap. Jenazah Abu Mujahid kemudian tiba di rumah duka di Ngaliyan, Semarang, pada Rabu (22/7).
“Dimakamkan kemarin jam 11.00 WIB di pemakaman umum Plumbon Kidul, dekat sini,” kata adik Abu Mujahid, Muhammad Sobri (44), pada Kamis (23/7).
Sobri mengatakan, pihak keluarga sudah lama tak bisa menengok Abu Mujahid di Lapas Permisan Nusakambangan karena pandemi COVID-19. Meski demikian, keluarga selalu mendapat kabar dari pihak Lapas mengenai kondisi Abu Mujahid. Termasuk saat Abu Mujahid dirawat di rumah sakit.
Ilustrasi Teroris Foto: Shutter Stock
“Ada petugas yang selalu memberi kabar. Saat dirawat di rumah sakit juga dikabari. Istrinya mendampingi termasuk ketika meninggal. Katanya sakit ginjal. Kalau saya terakhir ketemu pas sebelum corona,” kata Sobri.
ADVERTISEMENT
Abu Mujahid divonis penjara seumur hidup pada 2006 silam. Ia dinilai terbukti terlibat dalam tragedi Bom Bali II pada 2005.
Selain itu, Abu Mujahid juga dinilai terbukti membantu pelarian atau menyembunyikan buronan teroris kelas kakap saat itu, Noordin M Top.
Sobri mengatakan keluarga sempat kaget dengan kabar kakaknya terlibat kasus terorisme. Sebab keluarga mengenal Abu Mujahid sebagai guru ngaji di Kendal dan sempat bekerja sebagai buruh bangunan.
"Ya keluarga kaget saat itu, tidak menyangka. Dulu itu sama saya kerja bareng buruh bangunan. Tinggal di Kendal sesekali pulang ke rumah Semarang. Kegiatan lainnya kurang tahu katanya juga mengajar mengaji," tutupnya.
***