NasDem Desak Pemerintah Segera Lockdown Jabodetabek: Selamatkan Nyawa Bangsa

28 Maret 2020 16:28 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pengguna angkutan kereta rel listrik (KRL) mengenakan masker di Stasiun Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (3/3).  Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pengguna angkutan kereta rel listrik (KRL) mengenakan masker di Stasiun Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (3/3). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Jumlah kasus positif corona di Indonesia semakin bertambah setiap harinya. Anggota DPR Fraksi NasDem, Ahmad Sahroni, mendesak agar pemerintah segera mengambil kebijakan lockdown, terutama daerah Jabodetabek yang memiliki jumlah kasus terbanyak.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, lockdown bertujuan untuk mengontrol pergerakan dan interaksi sosial masyarakat, sehingga dapat menekan penyebaran virus corona.
"Berkali-kali saya sudah sarankan dan referensikan untuk menanggulangi wabah COVID-19 ini, yaitu dengan mengambil langkah lockdown, terutama untuk wilayah Jabodetabek dengan kasus positif COVID-19 terbanyak dan memiliki tingkat mobilitas orang dan interaksi sosial yang tinggi," kata Sahroni dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (28/3).
Ketua panitia HUT ke 8 NasDem, Ahmad Sahroni. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Meski demikian, Bendahara Umum NasDem itu menyadari kebijakan lockdown memiliki pengaruh besar bagi negara, salah satunya masalah perekonomian. Namun, kata dia, saat ini pemerintah harus mengutamakan keselamatan masyarakat.
"Sekarang yang utama adalah bagaimana kita menyelamatkan nyawa bangsa dengan memutus mata rantai virus, yaitu dengan segera melakukan lockdown. Karena jika tidak, akan terjadi financial and human crisis secara bersamaan," ucapnya.
Foto aerial menunjukann jalanan yang sepi di kawasan Semanggi, Jakarta, Jumat (27/3/2020). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Kemudian, dia menjelaskan terdapat sejumlah hal yang perlu diperhatikan pemerintah apabila mengambil kebijakan lockdown, di antaranya menjamin kebutuhan hidup masyarakat hingga memperbanyak layanan informasi.
ADVERTISEMENT
"Supermarket dan apotek harus tetap di buka seperti yang dilakukan negara lain, namun harus adanya pembatasan waktu buka seperti 3 hari sekali dan tetap melakukan pembatasan jumlah pembeli dan diutamakan untuk lansia maupun wanita yang sedang hamil," kata dia.
"Demi menjaga kerusuhan ataupun penjarahan yang kemungkinan dapat terjadi, Pemerintah harus menyiapkan segala protokol yang dibutuhkan dengan menurunkan polisi maupun TNI untuk melakukan patroli. Patroli dapat dilakukan dengan sekala per-kecamatan agar lebih terawasi," lanjut dia.
Foto aerial suasana jalanan di kawasan Semanggi, Jakarta, Jumat (27/3/2020). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Selama lockdown dilakukan, Sahroni juga berharap agar rapid test virus corona tetap dilakukan dengan cara mendatangi setiap rumah masyarakat. Dia juga memint pemerintah menindak tegas masyarakat yang masih beraktivitas di luar rumah.
"Dalam masa lockdown tetap dilaksanakanya rapid test. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menurunkan sejumlah tenaga medis yang akan mendatangi rumah-rumah warga setiap harinya. Jika masyarakat keluar rumah tanpa special case, maka aparat harus segera menindak lanjut hal tersebut," tandas dia.
Petugas Dinkes DKI Jakarta melakukan sosialisasi pencegahan virus corona di Apartemen Mediterania, Jakarta, Kamis (6/2). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Saat ini, jumlah pasien positif virus corona atau pengidap penyakit COVID-19 di Indonesia berjumlah 1.155 orang, 59 di antaranya telah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang. Namun kasus kematian tembus di angka 102 jiwa.
ADVERTISEMENT
DKI Jakarta menjadi daerah terparah virus corona dengan kasus positif mencapai 627 orang, 43 di antaranya sembuh dan 62 meninggal dunia.
----------------------------
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!