NasDem Gabung Pemerintahan Prabowo Bukan Surprise, Paloh Sudah Beri Sinyal

26 April 2024 10:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden terpilih Prabowo Subianto bersama Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan keterangan usai pertemuan di Kediaman Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2024).  Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden terpilih Prabowo Subianto bersama Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan keterangan usai pertemuan di Kediaman Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menyatakan partainya akan mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran. Pengamat menilai langkah NasDem ini tak mengagetkan.
ADVERTISEMENT
"Itu klir bahwa NasDem bergabung dengan Prabowo-Gibran," kata Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM, Arya Budi, melalui sambungan telepon, Jumat (26/4).
Pernyataan Surya Paloh bahwa NasDem mendukung Prabowo-Gibran tak mengagetkan karena setelah pemilu usai, Surya Paloh juga langsung bertemu Jokowi.
"Kalau itu bukan deklarasi, pernyataan lah pernyataan politik (NasDem dukung Prabowo Gibran). Nah sebenarnya tidak mengagetkan karena Surya Paloh setelah pemilu juga langsung bertemu dengan Jokowi. Kedua, Prabowo juga bertemu dengan Surya Paloh ya mendatangi bahkan ke Gondangdia," bebernya.
Presiden terpilih Prabowo Subianto bersama Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan keterangan usai pertemuan di Kediaman Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Pernyataan politik Surya Paloh semalam menurut Arya tidak datang tiba-tiba. Apalagi narasi retorik yang dibangun Surya Paloh sejak awal tidak membuka pernyataan kontra Prabowo.
"Dia menyampaikan selamat, dia tidak menyampaikan soal pemilu curang dan seterusnya. Sehingga tidak mengagetkan. Bergabungnya NasDem, tidak surprise," katanya.
ADVERTISEMENT
Arya mengatakan slogan "perubahan" yang diusung NasDem merupakan langgam politik koalisi Anies-Muhaimin untuk menggaet suara basis pemilih non Jokowi.
"Itu adalah campaign brand atau branding kampanye apa yang membedakan mereka dengan koalisi atau capres sebelah. Nah setelah pemilu, nah itu sudah tidak relevan lagi. Apalagi Jokowi kepuasannya juga masih tinggi, masih 70 persen lebih," katanya.
Slogan "perubahan" itu menjual tapi hanya untuk porsi pemilih yang kecil antara 20 sampai 25 persen. Dengan begitu, partai pun harus realistis.
"Kecuali nanti di pemerintahan Prabowo muncul dinamika lain yang membuat slogan perubahan jadi relevan kembali, kita nggak tahu," katanya.
Jatah NasDem
Hal yang masih ditunggu adalah berapa pos yang akan didapatkan NasDem di kabinet.
ADVERTISEMENT
"Pos apa itu? Apakah strategis atau menteri teknis. Itu harus kita tunggu," katanya.
Namun, suka tidak suka, NasDem datang belakangan sehingga porsinya diprediksi tidak akan lebih banyak dari partai yang sudah mendukung Prabowo-Gibran sejak awal.
"Meski kursi NasDem lumayan juga, dia lebih besar dari Demokrat maupun PAN tapi saya pikir portofolio kabinetnya tidak sampai pada Menko (untuk Nasdem) mungkin menteri teknis," jelasnya.